Jakarta - Bomber Persija Jakarta, Marko Simic, punya alasan khusus gencar melakukan amal selama pandemi virus corona melanda. Simic mengaku hanya menjalankan ajaran ibunya untuk membantu sesama selagi bisa.
Marko Simic sudah dua kali melakukan kegiatan amal selama pandemi virus corona. Pemain asal Kroasia itu menyumbang Rp100 juta secara tunai plus Rp26 juta hasil lelang medali Piala Presiden 2018.
Advertisement
Semua uang yang diberikan Marko Simic digunakan untuk membantu tim medis dalam memerangi pandemi virus corona. Simic mengaku sangat senang masih memiliki kemampuan untuk membantu sesama dalam masalah kemanusiaan ini.
"Keluarga saya, khususnya ibu saya, selalu mengajarkan saya dalam hidup untuk saling membantu selama kamu mampu. Tuhan juga memerintahkan kita untuk saling membantu sesama," kata Marko Simic dalam wawancara bersama Persija TV.
"Ketika pandemi ini terjadi, saya rasa saya mampu membantu sesama, keluarga, dan saya merasa bisa melakukan yang baik untuk kemanusiaan. Tentu saya akan mencoba melakukan yang terbaik," ujar pemain peraih gelar top skorer Liga 1 2019 itu.
Marko Simicsaat ini memilih untuk bertahan di Jakarta selama pandemi virus corona. Keputusan itu diambil karena menilai situasi di Kroasia juga tak kalah buruk dengan yang ada di Indonesia.
Cinta Jakarta
Marko Simic pertama kali bergabung dengan Persija Jakarta pada 2018. Ini menjadi musim ketiga Simic bermain di Liga 1 yang menjadi kompetisi tertinggi di Indonesia.
Simic mengaku sudah jatuh cinta dengan Indonesia, khususnya DKI Jakarta. Simic tak segan menyebut Jakarta sebagai rumah kedua untuknya.
Advertisement
Tahun Ketiga
"Ini tahun ketiga saya di Jakarta setelah memperpanjang kontrak. Saya melihat masa depan saya berada di sini," ungkap Simic.
"Bahkan, jika saya pensiun dari sepak bola saya yakin akan tetap berhubungan dengan Jakarta karena ini sudah menjadi rumah kedua. Saya sangat yakin akan terhubung dengan Jakarta untuk waktu yang sangat lama," tegas pemain berusia 32 tahun itu.
Sumber: Persija TV
Disadur dari Bola.com (Zulfirdaus Harahap / Wiwig Prayugi)