5 Kunci Sukses Lockdown Vietnam yang Berakhir Tanpa Korban Meninggal

Vietnam melewati masa sulit pandemi Corona COVID-19 dengan baik. Lockdown yang diberlakukan berhasil menahan jatuhnya korban jiwa. Aturan ketat masih dilakukan sampai saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2020, 16:02 WIB
Seorang polisi berjaga di antara kibaran bendera Vietnam saat laga semifinal Piala AFF 2016 melawan Timnas Indonesia di Stadion My Dinh, Hanoi, Kamis (7/12/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Liputan6.com, Jakarta Vietnam melewati masa sulit pandemi Corona COVID-19 dengan baik. Lockdown yang diberlakukan berhasil menahan jatuhnya korban jiwa. Aturan ketat masih dilakukan sampai saat ini.

Bukan sebuah pekerjaan mudah untuk mencapai hasil tersebut mengingat negara adi daya sekalipun mencatat korban jiwa hingga puluhan ribu orang. Jelas Vietnam mencuri perhatian dunia karena keberhasilan lockdown Virus Corona (COVID-19) yang diterapkan. Padahal, negara ini berbatasan langsung dengan China. 

Lockdown dimulai pada awal April lalu sehingga banyak bisnis yang harus tutup, tetapi kini sudah dilonggarkan seperti ditulis Global Liputan6.com (24/4/2020).

Apa jurus yang dipakai Vietnam sehingga lockdown melawan Virus Corona berhasil? Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi, pemerintah setempat berhasil mengambil respons cepat, sehingga Virus Corona bisa dibendung. 

"Jadi kebijakannya cepat di lapangan. Dan itu mungkin yang membantu sehingga kasusnya tidak banyak merebak," ujar Dubes Ibnu Hadi dalam wawancara eksklusif bersama Liputan6.com beberapa waktu lalu. 

Dubes Ibnu Hadi turut mengungkap jurus-jurus pemerintah Vietnam agar rakyatnya patuh dengan lockdown, bahkan identitas masyarakat bisa diungkap bila kena Virus Corona COVID-19. 

Dan berikut 5 kunci Vietnam saat lockdown demi menangkal Virus Corona, seperti yang dikutip dari wawancara bersama Dubes Ibnu Hadi:


1. Pemerintah Vietnam Tidak Meremehkan Virus Corona

Dubes RI untuk Vietnam Ibnu Hadi. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Pemerintah Vietnam tidak menganggap enteng Virus Corona baru. Ketika ramai kabar Virus Corona di China, segala acara yang memancing keramaian langsung dicegah.

Antisipasi Vietnam mengingat negaranya dekat dengan China, sehingga otomatis situasi mereka lebih berisiko. 

"Begitu di China ramai, mereka langsung waspada," kata Dubes Ibnu Hadi. 

"Jadi saya perhatikan seminggu sebelum hari raya Imlek atau tahun baru Lunar, tahun baru China yang jatuh pada 26 Januari mereka sudah ambil ancang-ancang. Di sini namanya Imlek kan banyak kemeriahan ada kembang api, ada perayaan, itu tidak ada. Langsung di-cut. Jadi tidak ada massa berkumpul," ujar Dubes Ibnu. 


2. Identitas yang Terinfeksi Virus Corona Diungkap

Penduduk memakai masker mengantre dengan tertib saat akan mengikuti pengujian Covid-19 di pusat pengujian darurat di Hanoi, Vietnam (31/3/2020). Di pusat pengujian darurat ini petugas menyediakan fasilitas bangku kecil yang diberi jarak untuk pencegahan Covid-19. (AFP/Manan Vatsyayana)

Dubes Ibnu Hadi berkata Vietnam memakai cara yang sangat tegas, salah satunya dengan membuka identitas orang yang kena Virus Corona. Tempat-tempat yang dikunjungi orang tersebut juga dilacak. 

"Dalam hal penangangan kasus, saya lihat juga mereka all-out dalam pengertian sampai ke titik agak mencampuri urusan pribadi atau privacy. Jadi kalau ada satu kasus itu kita langsung tahu namanya siapa, alamatnya di mana, dia itu ke mana saja," ucap Dubes Ibnu Hadi.  

Lewat kebijakan ini, semua orang tahu di mana lokasi orang yang terinfeksi Virus Corona baru. 

"Kita semua tahu di daerah sini ada penderita COVID-19. Jadi kelihatan dan di-list mereka ke mana saja. Jadi kalau dia ke supermarket, supermarketnya tutup. Kalau dia ke karaoke, karaokenya tutup. Kalau ke restoran, restoran ini tutup," ujar Dubes Ibnu Hadi.


3. Pemerintah Bisa Koordinasi

Sistem pemerintahan di Vietnam amat sentralistis, sehingga pusat bisa cepat mengambil keputusan. Dubes Ibnu Hadi berkata ini membuat kebijakan melawan Virus Corona bisa cepat tanpa perdebatan. 

"Dia pemerintahannya sentralistis sehingga apa yang diputuskan pimpinan langsung bergerak ke tingkat paling bawah tanpa diskusi atau argumentasi. Jadi once it is decided, semua bergerak. Jadi kebijakannya cepat di lapangan. Dan itu mungkin yang membantu sehingga kasusnya tidak banyak merebak," jelasnya. 


4. Rakyat Bisa Tertib dan Patuh

Penegakan hukum di Vietnam cenderung kuat. Rakyat juga patuh dan langsung bubar sendirinya jika masih berkerumun ketika lockdown

Banyak bisnis di Vietnam tutup ketika lockdown, dan jika ada orang ketahuan berkeliaran tanpa tujuan saat lockdown maka akan disuruh pulang.

"Ini Vietnam adalah negara komunis sosialis. Nama resminya Republik Sosialis Vietnam, jadi negara di atas segala-galanya. Jadi rakyatnya patuh," kata Dubes Ibnu Hadi.

"Cirinya negara sosialis komunis itu law enforcement-nya kuat, rakyat patuh, dan memang takut kepada aparat sehingga itu olahraga pagi saja begitu, didekati (oleh petugas) mereka langsung bubar saya lihat sendiri jadi patuh. Dan tidak banyak ada yang berbantah, semuanya mengikuti," jelas sang dubes.


5. Mengikuti Saran WHO

Dubes Ibnu Hadi berkata Vietnam selalu berkoordinasi dengan WHO. Segala saran yang diberikan WHO juga diterapkan. 

"Mereka sejak awal itu mereka selalu in close coordination with WHO. WHO punya kantor juga di sini, jadi segala advice yang disampaikan WHO saya berpikir Vietnam langsung menerapkan, sehingga mereka mendapat pujian dari WHO," tegas Dubes Ibnu Hadi.

 

Penulis: Tommy Kurnia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya