Analis Prediksi IHSG Sulit Kembali ke Level 6.000

Aksi buyback saham yang dilakukan perusahan BUMN pun tidak serta merta mampu menaikkan harga saham sehingga mendorong IHSG ke level 6.000.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2020, 15:00 WIB
Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Sebanyak 187 saham menguat dan 150 saham diam di tempat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan terombang-ambing di di bawah angka 5.000 sepanjang perdagangan di tahun ini. IHSG bisa kembali menguat ke level 6.000 pada 2021.

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan memperkirakan, ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Corona Covid-19 membuat pelaku pasar ragu untuk mengambil keputusan. Kondisi itu, lantas membuat performa IHSG sulit bisa menyentuh kejayaannya di angka 6.000.

“Prediksi IHSG fase Juni 2020 kita di puncak (curva) sehingga di kuartal III dan IV PSBB sudah mulai mereda. Angka masih akan sulit tembus (level) 6.000 ada di 2021. Membuat prediksi IHSG durasi masih agak sulit kita prediksi,” ujarnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Minggu (26/4/2020)

Alfred menambahkan, aksi buyback saham yang dilakukan perusahan BUMN pun tidak serta merta mampu menaikkan harga saham. Sebab, salah satu indikator emiten sangat dicermati di tengah pandemi Covid-19 yaitu kinerja bisnis itu sendiri.

Buyback ini bukan kebijakan untuk mengangkat harga sehingga buyback tidak bisa mendorong harga saham naik,” paparnya.

Ia pun menjelaskan kebijakan buyback saham bisa saja mendongkrak harga saham emiten jika diikuti oleh pasar. “(Jika) Investor juga melakukan hal yang sama. Jadi buyback pure-nya sebatas stabilitas harga,” pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Penutupan IHSG Jumat

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini. Sebanyak 276 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (24/4/2020), IHSG ditutup terperosok 97,49 poin atau 2,12 persen ke posisi 4.496,06. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 3,07 persen ke posisi 663,70.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.593,83 dan terendah 4.496,06.

Sebanyak 276 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 111 saham menguat dan 136 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 517.273 kali dengan volume perdagangan 6,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,2 triliun.

Investor asing jual saham Rp 1 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.400.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebagian besar ada di zona mereh. Sektor yang melemah dipimpin oleh keuangan yang anjlok 3,61 persen. Kemudian disusul sektor konstruksi turun 3,46 persen dan sektor aneka industri yang turun 2,83 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya