Liputan6.com, Jakarta - Sebuah tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh ahli paleontologi Nizar Ibrahim dari University of Detroit Mercy dan University of Portsmouth di Inggris melakukan survei luas.
Mereka mencari tahu tentang lokasi paling berbahaya dalam sejarah.
Peneliti melakukan survei terhadap makhluk dan geologi dari suatu daerah di Maroko tenggara yang disebut Kem Kem Group, demikian dikutip dari laman Cnet.com, Minggu (26/4/2020).
Baca Juga
Advertisement
"Ini bisa dibilang tempat paling berbahaya dalam sejarah planet Bumi, tempat di mana seorang penjelajah waktu manusia tidak akan bertahan lama," kata Ibrahim dalam rilis University of Portsmouth.
Lalu apa sebenarnya yang membuat peneliti menjadikan lokasi ini sebagai tempat paling berbahaya dalam sejarah?
Ternyata, peneliti menyimpulkan bahwa dinosaurus predator terbesar yang pernah ditemukan di wilayah itu.
Para peneliti menerbitkan sebuah makalah tentang temuan Kem Kem Group di jurnal ZooKeys. University of Portsmouth menyebut ini adalah lokasi pertama yang terperinci dan sepenuhnya diilustrasikan dari lereng curam yang kaya fosil dinosaurus.
'Reaper of death' tyrannosaurus adalah monster besar yang mengunyah daging gagah. Diyakini pernah hidup di wilayah tersebut.
Daerah itu adalah rumah bagi sungai-sungai dan penuh dengan predator mulai dari dinosaurus darat yang besar hingga pterosaurus terbang.
Mereka memiliki banyak mangsa untuk dimakan. "Tempat ini dipenuhi dengan ikan yang sangat besar, termasuk coelacanth raksasa dan lungfish," kata penulis bernama David Martill dari University of Portsmouth.
Dalam penelitian tersebut, mereka juga melukiskan gambaran yang jelas tentang tanah yang dipenuhi oleh predator seperti buaya, dinosaurus bipedal yang lapar dengan gigi tajam.
Simak video pilihan berikut:
Penyebab Dinosaurus Punah
66 juta tahun lalu, asteroid menghantam Bumi. Melahirkan kawah Chicxulub, hingga mencapai sejauh 124 mil (200 kilometer) yang sekarang terkubur di bawah Semenanjung Yucatán, Meksiko.
Efek sampingnya menyebabkan populasi dinosaurus di Bumi punah. Namun Space.com, melaporkan bahwa dalam sekitar waktu yang sama (dalam waktu kurang dari 1 juta tahun), sekitar sejauh 310.685 mil (500.000 kilometer) lava meletus dari Deccan Traps, yang merupakan sebuah provinsi wilayah aktivitas vulkanik berapi yang besar, hingga mengalir di sebagian besar wilayah India hingga ke wilayah pesisir.
Hantaman asteroid dan aktivitas vulkanik ekstrim terjadi di antara waktu yang sama ketika dinosaurus punah. Namun hal ini memunculkan pertanyaan, mengenai apa saja peran aktivitas vulkanik dalam kepunahan (dinosaurus) massal, dan benarkah adanya kontribrusi dalam membantu kehidupan baru untuk berkembang?
Para peneliti dalam sebuah studi baru telah mencari tahu lebih dekat apa yang sebenarnya menyebabkan peristiwa kepunahan massal dinosaurus, dan apakah aktivitas vulkanik di Deccan Traps, (yang kebetulan terjadi pada waktu yang sama) berkontribusi dalam membentuk kehidupan di masa depan.
Perdebatan masih terus terjadi antara para ilmuwan mengenai hubungan antara dua peristiwa bencana ini.
Sebuah studi baru mengatakan bahwa masih belum ada hasil yang pasti tentang bagaimana kedua peristiwa itu berhubungan. Kemungkinan akan adanya kontribusi aktivitas vulkanik terhadap kepunahan massal juga belum ditemukan.
Temuan peneliti menemukan bahwa setidaknya 50% dari gas yang keluar dari Deccan Traps sudah terjadi jauh sebelum dampak meteorit. Jadi, hanya dampak asteroid yang terjadi bersamaan dengan peristiwa kepunahan massal dinosaurus.
Advertisement