Gedung Islamic Center di AS Terbakar Saat Bulan Ramadan

Richard Quinn, agen FBI yang bertugas di Divisi St. Louis, mengumumkan imbalan beberapa jam setelah kebakaran terjadi pagi itu di Islamic Center of Cape Girardeau.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Apr 2020, 15:39 WIB
Ilustrasi Kebakaran (iStockphoto)​

Liputan6.com, Missouri - FBI menawarkan imbalan US$ 5.000 untuk informasi yang bisa membantu menangkap siapapun yang terlibat dalam kebakaran yang merusak sebuah Islamic Center di sebelah tenggara Missouri dan bertepatan dengan dimulainya bulan Ramadan.

Richard Quinn, agen FBI yang bertugas di Divisi St. Louis, mengumumkan imbalan beberapa jam setelah kebakaran terjadi pagi itu di Islamic Center of Cape Girardeau, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (27/4/2020).

Antara 12 hingga 15 orang dievakuasi dan luput dari luka-luka dari kebakaran yang terjadi pada bulan Ramadan itu. Kepala dinas pemadam kebakaran Travis Hollis mengatakan kerusakan bangunan sangat parah.

Kelompok advokasi Muslim, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Missouri, mengatakan kebakaran itu dimulai di pintu depan bangunan itu.

CAIR mencatat terjadinya kebakaran pada Kamis malam (23/4) adalah dimulainya bulan suci Ramadan.

"Karena kebakaran itu dianggap 'mencurigakan,' dan karena terjadi di sebuah rumah ibadah pada hari yang signifikan, kami mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki kemungkinan motif bias terkait kebakaran itu," kata direktur komunikasi nasional CAIR, Ibrahim Hooper, dalam pernyataan.

Biro Alkohol, Tembakau dan Senjata Api federal serta marshal kebakaran negara bagian juga menyelidiki kebakaran itu.

Simak video pilihan berikut:


Salam Ramadan dari Menlu AS

Menlu AS Mike Pompeo di briefing Gedung Putih terkait Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Dalam perayaan Ramadan 2020 ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuliskan salam Ramadan untuk umat Muslim yang berada di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

Dalam pesan itu, dirinya menuliskan pesannya agar umat Muslim tetap melakukan refleksi kepada diri sendiri dan menjaga keamanan satu sama lain, karena Ramadan kali ini disertai dengan pandemi COVID-19. Antara lain, warga tidak bisa bertemu dengan keluarga seperti sebelumnya dan harus dilakukan pertemuan secara virtual.

"Ramadan adalah pengingat bagi semua orang dari semua keyakinan untuk memperjuangkan belas kasih, merefleksikan tindakan-tindakan kita, dan memastikan semua orang tetap dalam keadaan aman di saat-saat yang sulit ini," katanya dalam pernyataan resmi yang dimuat Liputan6.com.

Dirinya juga mengatakan bahwa biasanya konsulat dan kedutaan Amerika di seluruh dunia akan memiliki jadwal buka bersama, namun tahun ini akan terasa sedikit berbeda. Dirinya mengatakan bahwa mereka akan tetap mencari jalan lain agar tetap bisa berbagi selama bulan Ramadan ini.

"Dalam keadaan normal, banyak kedutaan dan konsulat kami di seluruh dunia menyelenggarakan acara buka puasa bersama untuk merayakan dan menjunjung nilai-nilai perdamaian dan persahabatan yang dilambangkan oleh Ramadan," jelasnya.

"Tahun ini, mereka akan melakukan cara-cara kreatif yang tetap menunjukkan nilai kemanusiaan kita bersama dan komitmen untuk mendorong kebebasan beragama dan tindakan inklusif baik di dalam maupun di luar negeri. Sekali lagi, saya berharap masyarakat Muslim di seluruh dunia dapat merayakan Ramadan yang penuh berkah dan dama," ujar Mike Pompeo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya