Liputan6.com, Turin - Striker Juventus, Gonzalo Higuain mengaku sempat berpikir untuk pensiun dini. Hal itu terjadi setelah dirinya gagal memenangkan Piala Dunia 2014 di Brasil.
Pada final Piala Dunia 2014, Argentina yang diperkuat Gonzalo Higuain kalah 0-1 dari Jerman dalam pertandingan selama 120 menit. Higuain Higuain sempat memiliki peluang emas ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper Der Panzer, Manuel Neuer. Sayang, tendangan bomber 31 tahun itu justru melenceng ke sisi kiri gawang Jerman tanpa sedikit pun membahayakan Neuer.
Advertisement
Insiden tersebut membuat dirinya dihujani kritik mengingat Argentina akhirnya kalah 0-1 akibat gol semata wayang pemain pengganti Mario Goetze pada babak tambahan.
Komentar negatif yang masuk ke telinga Higuain, membuat dirinya sakit hati. Sebab, pemain bertubuh gempal itu menyayangkan mengapa orang-orang selalu fokus kepada satu kesalahan.
"Setelah pertandingan itu, saya mengunci diri, tidak berani ke luar, takut dengan yang dikatakan orang-orang. Banyak yang bilang dengan semua uang yang saya dapatkan, saya tidak bisa membeli orang," ucapnya, dikutip dari Marca.
"Banyak yang mengatakan kalau saya sudah tidak bagus lagi, gagal, dan tidak bisa bermain sepak bola. Itu menyakitkan. Memang benar kalau kami tidak bisa juara Piala Dunia 2014, tapi mencapai babak final bukanlah sebuah kegagalan," kata Higuain melanjutkan.
Ingin Pensiun
Ketika mendapat cacian, pria berusia 32 tahun itu sempat ingin pensiun dini. Padahal, ketika itu, usianya masih 26 tahun. Untungnya, sang ibu, Nancy Zacarias menguatkan mental Higuain.
"Saya berniat pensiun. Namun, ibu memberikan dukungan kepada saya untuk terus bermain. Jika saya keputusan itu tidak dicegah, saya sudah meninggalkan sepak bola."
"Pensiun merupakan hal yang saya sukai. Namun, saya sangat mencintai ibu saya. Dia bilang tidak akan meninggalkan saya," ujar Higuain menegaskan.
Advertisement
Sering Jadi Runner Up
Selain gagal di final Piala Dunia lima tahun lalu, Gonzalo Higuain juga hanya mampu membawa Argentina jadi runner-up di ajang Copa America edisi 2015 dan 2016. Hingga kini, dia belum pernah membawa pulang trofi ke Buenos Aires.
"Ketika Anda mengkritik seseorang dengan jahat, itu menyakiti semua orang. Ada betapa banyak penderitaan yang diterima keluarga saya akibat hujatan itu. Tetapi saya memberikan segalanya untuk tim nasional," ujarnya.