5 Kesalahan yang Bikin Berat Badan Melonjak Selama Ramadan

Beberapa kesalahan yang membuat berat badan naik saat puasa

oleh Fitri Syarifah diperbarui 27 Apr 2020, 11:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Idealnya, berat badan saat puasa berkurang sekitar dua kilogram selama Ramadan. Namun yang sering terjadi, puasa justru membuat berat badan seseorang naik.

Pakar penyakit dalam dari Division of Gastroenterology, Departement of Internal Medicine, Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam dalam keterangan resmi mengatakan, jika berat badan naik, artinya ada kesalahan memaknai puasa. Kecenderungan makan berlebihan saat berbuka menjadi kuncinya. 

"Bila kita berlebihan ketika waktu berbuka, berat badan kita akan naiklebih parah lagi, bahkan bisa lebih dari pada sebelum puasa Ramadan," katanya, beberapa waktu silam.

Selain itu, ada beberapa kesalahan lain yang membuat berat badan naik saat puasa, seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini:

1. Berbuka dengan gorengan

Rasanya seperti ada yang kurang bila saat berbuka tanpa gorengan. Tapit ahukah Anda bahwa konsumsi lemak saat berbuka tidak dibutuhkan tubuh. Pasalnya, selama puasa, hanya karbohidrat, protein dan air yang berkurang.

"Saat puasa, kita kehilangan banyak karbohidrat, protein dan air, tapi tidak untuk lemak. Untuk itu, tidak dianjurkan makan gorengan saat buka puasa karena lemak akan bertambah dan bisa jadi ini alasan banyakorang gemuk setelah puasa. Padahal orang puasa harusnya beratnya turun," kata ahli Gizi, Dr. dr. Saptawati Bardosono M, Sc.

 

 


2. Kurang minum

Ilustrasi Minum Air Putih (iStock Photo)

Seperti hari biasa lainnya, mestinya konsumsi air putih menjadi pilihan utama. Namun yang terjadi, variasi minuman manis membuat seseorang mudah kenyang sehingga seseorang kerap mengalami dehidrasi karena kurang minum.

Dalam buku Air Bagi Kesehatan edisi kedua yang disusun oleh empat pakar gizi, DR dr Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Prof DR Ir Hardinsyah,MS, DR dr Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dan Dr Sudung O. Pardede,Sp. A(K), kurang asupan cairan saat puasa Ramadan bisa berujung pada dehidrasi ringan yang ditandai dengan bibir kering.

Walaupun belum ada penelitian tentang pengaturan minum saat puasa, tapi dianjurkan minum dua gelas air putih saat buka puasa, satu gelas saat makan malam, dan satu hingga dua gelas setelah makan malam, dua gelas menjelang tidur dan dua gelas di kala sahur," tulis para pakar tersebut.

Mereka pun menyarankan untuk mengurangi minum kopi dan teh saat bulan puasa karena sifatnya yang dapat meningkatkan keinginan buang air kecil dan menimbulkan gejala dehidrasi seperti bibir kering. Bila Anda terpaksa bekerja dibawah matahari atau beraktivitas di luar ruangan, dianjurkan untuk minum dua hingga tiga gelas tambahan pada malam hari.

 


3. Balas dendam saat buka puasa

Makan Terlalu Banyak / Sumber: iStockphoto

"Efek balas dendam setelah berbuka itu sudah jelas jelek. Kita kan berharap makan menjadi teratur dan berat badan terjaga. Dengan berpuasa, kita berharap tensi yang awalnya tinggi menjadi normal, dan kencing manis ikut membaik. Kalau balas dendam, jangan berharap lebih untuk mendapatkan itu semua," kata dokter penyakit dalam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Arto Yuwono Soeroto.

Mengutip laman Al-arabiya, disarankan berbuka dengan air hangat, kemudian dialanjutkan dengan sup atau salad yang rendah kalori. Menggabungkan protein yang sehat seperti ikan, dada ayam, daging tanpa lemak, kacang-kacangan atau susu rendah lemak dalam makanan utama bersama dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah akan membantu menstabilkan gula darah dan mencegah makan terlalu banyak.

 


4. Kelebihan gula

Ilustraasi foto Liputan 6

Ramadan memang menantang diri untuk mengonsumsi lebih banyak gula. Sebenarnya tidak masalah selama dikonsumsi sewajarnya. Namun kadang kita lupa, gula alami bisa didapat dari kurma atau buah-buahan lain, buah kering dan madu. Konsumsi jus buah-buahan segar tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan.

5. Kurang bergerak

Aktivitas fisik juga harus dilakukan selama puasa. Pakar diet dan fitnes, Denny Santoso sempat mengatakan, latihan aerobik dengan intensitas sedang seperti jogging, treadmill, dan bersepeda cocok dilakukan selama bulan puasa. Baik itu dilakukan di pagi hari atau menjelang waktu berbuka bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.

"Bila berolahraga di sore hari, lakukan satu atau dua jam sebelum berbuka," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya