Liputan6.com, Jakarta - Simpang siur mengenai kabar kondisi kesehatan Kim Jong-un masih menjadi misteri. CNN melaporkan pada 21 April 2020 bahwa keadaan pemimpin Korea Utara sangat tidak sehat setelah menjalani operasi.
Dilansir abc.net.au, Senin (27/4/2020), laporan itu dihentikan oleh istana kepresidenan Korea Selatan yang menyebut tidak menerima informasi yang menyatakan pria berusia 36 tahun itu tengah sakit parah.
Meski spekulasi terus meningkat soal kesehatan Kim Jong-un, perhatian beralih kepada siapa yang akan berada di baris selanjutnya untuk mengambil alih posisi jika Kim Jong-un meninggal.
Baca Juga
Advertisement
"Tidak ada proses suksesi yang jelas di tempat, dan Kim dalam kondisi yang sangat buruk, jadi ketika dia mati, segalanya bisa menjadi sangat berbahaya dan berantakan," kata Malcolm Davis, analisis senior Institut Kebijakan Strategis Australia.
Kim Yo-jong, saudara perempuan Kim Jong-un yang ambisius dipercaya jadi pilihan yang jelas. Namun para ahli menyarakan ada kandidat kuda hitam kedua dan setiap peralihan kekuasaan tidak akan mulus.
Dilansir dari Fox News, penampilan di depan umum Kim Yo-jong adalah pada pemakamam ayahnya pada 2011. Sejak itu, ia telah bekerja dengan tenang dengan latar belakang rezim Kim Jong-un.
Ia bahkan menemani Kim Jong-un pada 2018 ketika bertemu dengan pemimpin Korea Selatan, Moon Jae-in selama pertemuan puncak bersejarah antara kedua negara tersebut.
Hanya beberapa bulan sebelumnya, Kim Yo-jong menghadiri Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan. Ia menjadi anggota pertama keluarga penguasa Korea Utara yang mengunjungi wilayah tersebut sejak akhir Perang Korea pada 1953. Kim Yo-jong kemudian menghadiri makan siang yang sangat dipublikasikan bersama Moon Jae-in.
Simpang Siur
Seoul berulang kali membantah bahwa kesehatan Kim Jong-un berada dalam bahaya besar, bahkan ketika desas-desus dan laporan media yang belum dikonfirmasi menyatakan dia dalam keadaan vegetatif setelah menjalani operasi jantung.
Reputasi Kim Yojong telah menyarankan dia akan memerintah, yang telah mewakili generasi ketiga dari keluarga mereka untuk memimpin Korea Utara.
Dalam sebuah pernyataan publik yang jarang terjadi pada Maret lalu, ia mengkritik presiden Korea Selatan Blue House karena mendesak Korea Utara untuk menghentikan pengujian senjata nuklir dalam upaya untuk memadamkan ketegangan di wilayah tersebut.
Kim Yo Jong saat ini menjabat sebagai wakil direktur departemen pertama Komite Pusat Partai Buruh.
Advertisement