Ratusan Penumpang KRL Jalani Tes Swab di Stasiun Bogor

Ratusan penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor melakukan swab test atau pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 27 Apr 2020, 11:11 WIB
Penumpang KRL tes swap corona di Stasiun Bogor. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor melakukan swab test atau pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19. Hal itu untuk memastikan ada atau tidaknya Covid-19 yang dibawa penumpang KRL.

Seperti diketahui, di stasiun maupun dalam gerbong kereta kerap dituding menjadi salah satu tempat penyebaran virus corona. Hal tersebut yang membuat lima kepala daerah di Bogor, Depok dan Bekasi meminta Menteri Perhubungan menghentikan operasional KRL selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah tersebut. Namun permintaan mereka ditolak.

Karena itu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator KRL dan PT KAI melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan pembatasan jumlah penumpang serta pengaturan tempat duduk di kereta agar sesuai dengan aturan physical distancing.

Kemudian penumpang diwajibkan memakai masker, cek suhu tubuh sebelum masuk ke peron, dan disarankan mencuci tangan setiba di tujuan.

"Hari ini kita lakukan tes swab terhadap penumpang KRL secara random. Jumlahnya sekitar 350 penumpang," ujar Kabid Perkeretaapian Dishub Jabar Iskandar Ikbal, Senin (27/4/2020).

Sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan kemudian akan dibawa dan diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.


Hasilnya 2-3 Hari Lagi

"Hasilnya baru akan diketahui 2 atau 3 hari kemudian. Dan hasilnya juga akan kita beritahukan kepada yang bersangkutan," kata Iskandar.

Menurutnya, hasil pemeriksaan PCR ini diharapkan bisa memberikan gambaran terkait kondisi penumpang KRL apakah ada yang terpapar Covid-19 atau tidak.

"Kalau misalkan ada yang positif, kita akan perketat lagi pengawasan dan pengendaliannya. Tapi itu tindaklanjutnya di level atas ya," kata dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya