Kelabui Maut, Wanita Ini Selamat dari Tertembak Berkat Implan Payudara

Seorang wanita ini selamat dari penembakan akibat salah satu implan payudara miliknya. Kasusnya tercatat pertama di dunia di mana jalur peluru dibelokkan akibat implan.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2020, 12:57 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita Kanada nyaris mati akibat tertembak di dada, namun implan payudara telah menyelamatkan nyawanya. Ia berhasil mengelabui kematian, peluru meleset dari jantung dan membuatnya tetap hidup.

Kasus tersebut diketahui setelah korban yang identitasnya tak dipublikasikan ke ruang gawat darurat lokal. Ia mengaku tertembak di jalan, merasa panas dan sakit di bagian kiri dada serta berdarah.

Setelah menjalani operasi, korban dirawat di pusat trauma. Mengklaim merasa nyaman dan tidak tertekan, tetapi memiliki luka di atas payudara dengan jejak panas di sekitarnya, menunjukkan dia berada dekat dengan luka akibat senjata api.

Dokter mengatakan bahwa dia 'kemungkinan' diselamatkan oleh salah satu implan silikonnya, yang menutupi bagian jantung sehingga membelokkan lintasan peluru. Namun tulang rusuknya jadi korban, patah, seperti ikutip dari Independent.co.uk, Senin (27/4/2020). 

Gambar yang diambil secara tiga dimensi menunjukkan jalur peluru yang dikonfirmasi dengan pengangkatan implan. Peluru dibelokkan dari implan kiri dan bersarang di bawah payudara kanannya. Ini diyakini sebagai kasus pertama yang dicatat dari implan payudara yang mengubah arah peluru. Ada empat kasus implan lainnya yang terdokumentasi memperlambat peluru, dua di antaranya menyelamatkan jiwa.

Pasien dioperasi di Klinik McLean di Mississauga, Ontario. Ahli bedah pertama-tama mengeluarkan peluru untuk analisis polisi, kemudian melepaskan implan payudara kiri menemukan saluran peluru yang selaras dengan luka.


Pernah Uji Coba Tahun 2017

Dokter Adit memberikan keterangan tentang tren implan payudara di Indonesia

Seperti dikutip dari New Scientist, sebelumnya uji coba mengenai implan dapat melindungi korban telah dilakukan pada 2017 silam. Christopher Pannucci, seorang ahli bedah plastik di University of Utah, dan rekan-rekannya telah menganalisis peluru yang ditembakkan melalui implan payudara ke dalam gel balistik - suatu zat yang dirancang untuk meniru jaringan manusia.

Mereka menggunakan pistol untuk menembakkan tembakan 300 meter per detik ke blok balistik gel yang berjarak 2,5 meter. Ketika blok-blok ini ditempatkan di bawah implan payudara salin besar, jarak yang ditempuh peluru ke dalam gel berkurang rata-rata 8 sentimeter, atau 20 persen.

Menganalisis gel menunjukkan bahwa implan tampaknya membuat peluru menjadi lebih rata dan lebih luas, meningkatkan kekuatan seret dan memperlambatnya. Efek perlambatan ini dapat berarti perbedaan antara hidup dan mati dalam beberapa kasus, kata Pannucci. "Tapi itu akan tergantung pada kecepatan peluru dan ukuran serta jenis implan," katanya.


Harus Tetap Berhati-Hati

Ilustraasi foto Liputan6

Namun meski implan dinilai dapat melindungi korban dari serangan tembakan, korban harus tetap berhati-hati. Anand Deva di Macquarie University di Australia memperingatkan bahwa implan payudara dapat pecah akibat benturan, menyebabkan masalah serius, terutama dalam hal implan silikon. Dia telah merawat dua orang dengan implan payudara yang telah pecah satu yang tertembak dan satu yang jatuh dari tangga.

“Mereka memiliki payudara yang merah, keras, dan menyakitkan karena gel silikon telah menyebar ke seluruh dan menyebabkan peradangan,” kata Deva. "Gel itu sulit dikeluarkan karena bocor ke semua celah, dan kadang-kadang diperlukan mastektomi."

Deva mengatakan dia tidak akan merekomendasikan wanita mendapatkan implan payudara hanya untuk melindungi diri dari cedera. "Itu ide yang menarik, tetapi akan sulit untuk mengatakan mereka bisa mengganti rompi anti peluru," katanya seperti yang dikutip dari New Scientist. 

 

Reporter: Yohana Belinda

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya