Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi melarang mudik pada hari raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Pelarangan tersebut berlaku sejak Jumat 24 April 2020. Keputusan pelarangan ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau covid-19.
Larangan mudik ini ternyata tak hanya memutus rantai penyebaran Corona tetapi juga memutus rezeki pedagang musiman di di jalur mudik pantai utara Jawa (Pantura) khususnya yang ada di Cirebon. Hal tersebut karena tak ada lagi pemudik yang melintasi jalur favorit menuju sejumlah daerah di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Advertisement
"Ya mudik ini kan musimnya kita mencari rezeki. Kalau dilarang, otomatis pendapatan kita hilang, terus mau makan apa?" kata Sarmini seorang pedagang musiman saat dikonfirmasi Merdeka.com, Senin (27/4/2020).
Dia mengatakan, sebagai pedagang musiman, mudik Lebaran merupakan momen emas untuk meraup rupiah. Sebab banyak kaum urban yang melakukan perjalanan jauh menuju kampung halaman akan memanfaatkan warung musiman sebagai tempat beristirahat untuk mengembalikan energi tubuh yang terkuras.
Tentunya perputaran uang di bisnis ini sangat menjanjikan. Bahkan dalam sehari Sarmini bisa mengantongi omzet minimal Rp 700 ribu dan akan semakin meningkat saat mendekati puncak musim mudik Lebaran yang bisa mencapai Rp 2 juta.
"Sekarang boro-boro kita untung. Cari Rp 100 ribu juga susahnya setengah mati," imbuh dia.
Warga Lokal
Sarmini pun kini hanya mengandalkan pemasukan dari warga lokal yang melintas di jalur pantura untuk menutupi modal sewa tempat usaha yang harus dibayarkan ke pemilik tanah sebesar Rp 2 juta per bulan.
Lebih jauh ia menyebutkan jika kondisi ini terus berlanjut sampai tujuh hari ke depan, dapat dipastikan usahanya akan gulung tikar. Musababnya pemasukan harian tak mampu lagi menutupi biaya hidup keluarganya yang kian membengkak.
Oleh karenanya uluran bantuan pemerintah sangat diperlukan bagi pedagang musiman yang mayoritas berprofesi sebagai pekerja harian lepas ditengah kesulitan ekonomi akibat wabah virus corona.
"Ya sekarang kita ga ada pendapatan, BLT maupun sembako pun belum diterima," keluh dia.
Advertisement