Setahun Usai Penembakan, Masjid di Selandia Baru Makin Ramai Pengunjung

Saat salat Jumat, bukan hanya komunitas muslim di Selandia Baru yang mengikutinya, tetapi juga para turis muslim dari seluruh dunia yang berkunjung ke masjid itu.

oleh Henry diperbarui 27 Apr 2020, 17:03 WIB
Setahun Usai Penembakan, Masjid di Selandia Baru Makin Ramai Pengunjung. (dok.Instagram @musaadnan/https://www.instagram.com/p/B9vLgcwnKPN/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Di tahun lalu, terjadi aksi teror penembakan maut di dua masjid Selandia Baru. Setelah setahun berlalu, kedua masjid itu ramai lagi oleh jemaah.

Belumhilang  dari ingatan kita, tragedi penembakan yang terjadi di dua masjid yang berada di kota Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019 silam. Saat itu, jemaah sedang menunaikan ibadah salat Jumat.

Di saat yang bersamaan, Brenton Tarrant sang pelaku penembakan, memberondong tembakan ke arah jamaah Masjid Al Noor, kemudian dilanjutkan ke Linwood Islamic Center.

Tragedi itu menewaskan 51 orang dan melukai 49 lainnya. Pria pendukung supremasi kulit putih itu melakukan live streaming di Facebook saat penembakan pertama. Pelaku penembakan ditangkap dan saat ini masih menjalani persidangan.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyebut peristiwa itu sebagai salah satu tragedi terbesar di negara tersebut. Padahal di tahun itu, Selandia Baru meraih peringkat kedua sebagai negara teraman di dunia menurut Global Peace Index. Kedua masjid itu sendiri sudah dibuka untuk umum pada 23 Maret 2019, sepekan setelah tragedi terjadi.

Masjid Al Noor bahkan memiliki lebih banyak pengunjung daripada sebelumnya. Sekretaris Asosiasi Muslim Canterbury, Mohammed Feroz mengatakan masjid Al Noor sudah menjadi sebuah destinasi wisata religi.

Saat ibadah salat Jumat, bukan hanya komunitas muslim setempat yang mengikutinya, tetapi juga para turis muslim dari seluruh dunia yang berkunjung ke masjid itu.

Contohnya sepasang turis muslim dari Port Hedland, Australia Barat yang mengaku tak berhenti menangis saat membayangkan peristiwa berdarah itu sempat terjadi di masjid tersebut.


Kunjungan Pangeran William

Pangeran William saat berkunjung masjid di Selandia Baru yang alami tragedi penemnbakan. (dok.Instagram @kensingtonroyal/https://www.instagram.com/p/BwtfCPtFvoT/?utm_source=ig_embed/Henry)

"Kami sangat sedih dengan peristiwa yang terjadi di sini pada 15 Maret lalu dan merasakan solidaritas yang sangat kuat dengan orang-orang di sini," ucap David Botha, seperti dilansir dari Newshub.

Buku pengunjung yang terletak di bagian pintu masuk pun memuat nama ratusan orang dari berbagai negara yang telah berkunjung ke masjid Al Noor.

Pangeran William juga pernah berkunjung ke masjid Al Noor pada April 2019 dan mengunggah foto kunjungannya di akun Instagram Kensington Royal.

Menteri Pariwisata Selandia Baru, Kelvin Davis mengatakan jumlah pengunjung yang meningkat menandakan reputasi Selandia Baru sebagai negara aman berangsur pulih kembali.

"Walaupun tragedi itu sangat dahsyat, saya pikir negara ini dipandang sebagai tujuan yang aman dan orang-orang menyadari bahwa negara ini adalah destinasi yang tepat untuk dikunjungi," kata Davis.

Masjid Al Noor sendiri dibuka pada 1985 dan merupakan masjid pertama di Christchurch yang berada di kawasan South Island. Sementara Linwood Islamic Center dibuka pada awal 2018. Dalam sensus 2018, lebih dari 57 ribu penduduk Selandia Baru beragama Islam atau sekitar 1,2 persen dari total populasi.


Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya