Liputan6.com, Valencia - CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, menyatakan bahwa pihaknya akan menggelar balapan tanpa penonton jika MotoGP 2020 memang benar-benar bisa dimulai pada akhir Juli nanti seperti rencananya. Hal ini ia sampaikan dalam wawancaranya dengan BT Sport pada Minggu (26/4/2020).
Ezpeleta menyatakan Dorna Sports bertekad menggelar musim singkat, dimulai pada akhir Juli dan berakhir pada November. Ia mengakui, balapan MotoGP dengan penonton akan jadi tugas berat, karena melawan anjuran physical distancing, apalagi hingga kini vaksin untuk virus corona belum ditemukan.
Advertisement
"Skenario paling memungkinkan adalah tanpa penonton, karena kami tak yakin bakal bisa, kecuali ada vaksin atau apa pun yang memungkinkan. Sangat sulit balapan dengan penonton. Kini, kami tengah mempertimbangkan sirkuit mana yang mau menggelar balapan tanpa penonton," ujarnya.
Ezpeleta juga sekali lagi menegaskan MotoGP akan tetap digelar bersamaan dengan Moto2 dan Moto3, bahkan MotoE pada beberapa seri. Ia juga menyatakan bahwa Dorna Sports dan IRTA telah mencari cara untuk menekan jumlah anggota kru yang diperbolehkan bekerja di paddock.
"Kami ingin menggelar tiga kelas balap, juga MotoE. Kami bekerja dengan IRTA dan tim mencari jumlah maksimal kru di paddock. Kami rasa akan ada 1.300 orang, yang akan dikendalikan dan menjalani tes jika memungkinkan. Yang penting adalah menjalani balapan dan menayangkannya di televisi," ungkapnya.
Rencana Alternatif
Di lain sisi, Ezpeleta juga tak memungkiri pihaknya punya rencana alternatif jika musim balap tak bisa digelar pada Juli atau Agustus, yakni dengan memulai musim pada September dan mengakhirinya pada Desember. Meski begitu, ia yakin ini bakal sulit dilakukan.
Dorna Sports diketahui memprioritaskan trek-trek Eropa jika musim balap digelar pada Juli-November. Dengan begitu, jika musim balap harus digelar pada September-Desember, maka mereka harus mencari trek di luar Eropa, mengingat pada bulan-bulan itu Eropa memasuki musim dingin.
Advertisement
Ambil Keputusan
"Kami tengah mempertimbangkan semua kemungkinan, karena banyak hal di luar kendali kami. Jadi kami tak bisa ambil keputusan soal kapan batas negara dibuka. Kami berkomunikasi dengan semua menteri olahraga di semua negara yang kami kunjungi dan kami memikirkan semua kemungkinan," pungkas Ezpeleta.
Sumber: BT SPort
Disadur dari Bola.net: Anindhya Danartikanya, published 27/4/2020)