Liputan6.com, Beaumont - Wali kota di Texas ketahuan pergi nyalon ketika ada lockdown akibat Virus Corona (COVID-19). Padahal manurut aturan social distancing di AS, tempat mencukur rambut atau salon diminta agar tutup demi mencegah penularan virus.
Dilaporkan NBC News, Senin (27/4/2020), Wali Kota Becky Ames dari Beaumont ketahuan pergi ke salon kuku pada 21 April lalu. Foto Becky Ames kemudian beredar di Twitter hingga akhirnya menjadi berita nasional di AS.
Baca Juga
Advertisement
Dalam gambar yang beredar, Becky terlihat memakai masker saat mengunjungi salon di tengah lockdown. Warganet kemudian mengadukan aksi Becky Ames kepada Gubernur Texas Greg Abbott.
Lewat akun Facebook resminya, Becky Ames menyatakan menyesal karena nekat pergi ke salon. Ia lantas berdoa agar dimaafkan masyarakat.
"Saya tidak berniat untuk mengambil privilese pribadi sementara meminta orang lain untuk berkorban," tulis Becky dalam pernyataan resmi.
"Sebagai pejabat yang dipilih, saya bertanggung jawab untuk memiliki standar yang lebih tinggi, saya menyesali aksi pada hari itu. Saya sejujurnya menyesal dan berdoa agar Anda memaafkan saya," lanjutnya.
Becky juga meminta agar jaksa kota untuk mengadakan sesi baginya untuk membahas masalah ini. Meski demikian, warganet di kolom komentar tetap menyayangkan aksi wali kota yang melanggar kebijakan lockdown.
Berdaasrkan data 26 April, ada 209 kasus positif Virus Corona baru di Beaumont. 30 pasien sembuh, 14 pasien wafat, dan total 1.210 orang sudah dites.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Update Corona 27 April 2020 di Indonesia
Jumlah individu yang terinfeksi Corona COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Data terbaru yang berhasil dihimpun Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 hingga Senin (27/4) menunjukkan 214 kasus positif baru yang terkonfirmasi. Dengan demikian, total orang yang positif terinfeksi di Indonesia mencapai 9.096 jiwa.
Kasus kesembuhan hingga 27 April 2020 mencapai 1.151 orang, dengan penambahan 44 kasus. Sementara jumlah pasien meninggal terkait COVID-19 menjadi 765 jiwa, dengan 22 kasus meninggal baru.
"Kasus meninggal ini pada kelompok usia sekitar 60 tahun, antara 41-60 tahun dan beberapa diantaranya di atas 61 tahun. Faktor komorbid terbanyak yang pertama adalah hipertensi, kedua adalah diabetes, ketiga jantung, keempat adalah penyakit paru-paru baik asma maupun obstruktif paru," ujar juru bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dari Gedung BNPB Jakarta.
Advertisement