Sikap RSUD Bung Karno Solo Usai 3 Perawatnya Diusir Pemilik Indekos

Tiga perawat RSUD Bung Karno yang menjadi rujukan rumah sakit penanganan Covid-19 di Solo diusir dari indekosnya.

oleh Fajar Abrori diperbarui 28 Apr 2020, 11:00 WIB
RSUD Bung Karno Semanggi Solo menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk penanangan Covid-19 di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Kisah miris dialami oleh tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno Semanggi, Solo. Tiga perawat yang setiap hari bekerja di rumah sakit rujukan pasien corona Covid-19 itu diusir oleh pemilik indekos.

Kini para perawat itu terpaksa tinggal sementara di lantai lima rumah sakit tersebut

Direktur RSUD Bung Karno Solo, Wahyu Indianto membenarkan adanya kabar tiga perawat yang diusir dari indekosnya di daerah Grogol, Sukoharjo. Hanya saja mengenai penyebabnya, ia mengaku belum mengetahui secara detail.

“Iya betul kejadian itu pada hari Jumat lalu. Saya juga nggak tahu ya penyebabnya wong mereka disuruh pergi gitu aja. Kelihatannya yang menolak pemilik kos,” kata dia saat dihubungi wartawan Senin, 27 April 2020.

Ketiga perawat itu tinggal satu indekos di Grogol. Adanya penolakan tersebut, kini para perawat tersebut telah pindah dan menempati lantai lima di bangunan RSUD Bung Karno Solo.

“Kita tampung di lantai lima karena masih ada ruang untuk menampung mereka. Daya tampung sekitat 40 orang,” sebutnya.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Siapkan Ndalem Priyosuhartan

Pemkot Solo menyiapan Ndalem Priyosuhartan sebagai tempat untuk menginap para tenaga medis yang menangangi Covid-19 di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Wahyu menganggap penolakan tersebut sangat tidak masuk akal, pasalnya para perawat itu bekerja sesuai dengan standar keamanan rumah sakit yang bagus. Para perawat itu juga dilengkapi dengan pakaian APD saat bertugas.

“Mereka melayani di RSUD Bung Karno itu dengan safety yang bagus. Keluar masuk area isolasi itu keluar sudah mandi lagi. Karena alurnya itu memang sudah jelas,” terangnya.

Lantas adanya keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) yang menyiapkan Ndalem Priyosuhartan di Laweyan sebagai tempat menampung tenaga medis, ia mengaku belum ada rencana untuk menginapkannya para tenaga medis di tempat tersebut.

“Nggak ada rencana ke sana. Kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan manajemen rumah sakit, lebih baik tinggal di rumah sakit. Kalau sewaktu-waktu ada emergency kan bisa membantu,” katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya