Menakar Kekuatan Kelompok Teroris MIT yang Masih Bertahan di Pegunungan Poso

Usai kembali tewasnya satu DPO kelompok MIT di Poso, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menyebut jumlah Anggota MIT yang masih bertahan di Pegunungan Poso berkurang. Aparat gabungan Satgas Tinombalapun tengah mengejar para pelaku teror tersebut.

oleh Heri Susanto diperbarui 28 Apr 2020, 13:00 WIB
Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Syafril Nursal, bersama pejabat tinggi Polda Sulteng lainnya saat memberi keterangan di Aula RS Bhayangkara, seputar pengejaran kelompok MIT oleh Satgas Tinombala, Senin (27/4/2020). (Foto: Humas Polda Sulteng).

Liputan6.com, Palu - Usai kembali tewasnya satu DPO kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT di Poso, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menyebut jumlah Anggota MIT yang masih bertahan di Pegunungan Poso berkurang. Aparat gabungan Satgas Tinombala pun tengah mengejar para pelaku teror tersebut.

Autopsi dan identifikasi terhadap jenazah satu anggota kelompok MIT yang tewas dalam baku tembak dengan aparat Satgas Tinombala di pegunungan Padopi Desa Kilo pada Sabtu 25 April lalu usai dilakukan di RS Bhayangkara Palu. Pihak Polda Sulteng mengidentifikasi jenazah itu sebagai Rajif Gandhi Sabban alias Rajes.

Pemakaman jenazah sipil yang masuk DPO dan disebut polisi terlibat aksi penghilangan nyawa terhadap sejumlah warga di sekitar pegunungan Poso itu rencananya akan dilakukan di pekuburan yang ada di Kota Palu pada Selasa (28/4/2020) esok. Identifikasi polisi juga menyebut pria berambut panjang itu berasal dari luar Sulawesi Tengah.

Kapolda Sulteng, Irjen Polisi Syafril Nursal, kepada sejumlah jurnalis di Palu mengungkapkan baku tembak aparat dengan kelompok sipil bersenjata itu terjadi saat petugas melakukan patroli dan melihat keberadaan kelompok MIT di lokasi kejadian pada Sabtu sore (25/4/2020).

Kontak tembak itu selain menewaskan satu orang, sejumlah anggota MIT diduga kuat juga terluka namun berhasil kabur ke hutan di pegunungan Padopi, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara. Kondisi medan di lokasi kejadian menyulitkan petugas mengejar. Soal medan tersebut, Kapolda menyebut kelompok MIT lebih menguasainya.

"Saat kita sisir dan kejar di lokasi kejadian, mereka berhasil kabur. Medan di sana terdiri dari hutan lebat, pegunungan, dan jurang. Petugas hanya menemukan 1 anggota mereka yang tewas," kata Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Syafril Nursal bercerita dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Palu, Senin (27/4/2020).

Saksikan video pilihan berikut ini:


13 Anggota MIT Masih Berada di Pegunungan Poso

Gambar Anggota MIT yang berjumlah 18 orang yang masuk DPO Satgas Tinombala. (Foto: Humas Polda Sulteng).

Berdasarkan identifikasi polisi terhadap kelompok tersebut, pasca-tewasnya Rajif Gandhi Sabban alias Rajes, masih ada 13 anggota MIT yang bertahan di pegunungan Poso yang tengah dikejar aparat, termasuk sang pimpinan kelompok itu, Ali Kalora.

Sepanjang Januari hingga akhir April 2020 ini, catatan Polda Sulteng menyebut 5 Anggota MIT telah tewas dalam pengejaran oleh Satgas Tinombala. Polisi merinci, dari 18 orang di awal tahun 2020 yang teridentifikasi sebagai Anggota MIT Poso, 2 orang telah menyerahkan diri, 2 orang lagi yang merupakan penyerang polisi tewas ditembak aparat, sedangkan 1 orang lagi adalah yang tewas dalam baku tembak pada 25 April lalu.

Kapolda menyebut kelompok pimpinan Ali Kalora itu bertanggung jawab atas aksi teror dengan penghilangan nyawa petani yang mereka culik di kebun-kebun di pegunungan Poso. kelompok itu juga melakukan penembakan satu anggota polisi yang tengah berjaga di Bank Mandiri Syariah Poso pada pertengahan April lalu.

"Dalam bulan April ini sudah 2 petani di pegunungan yang meninggal dunia oleh aksi kelompok itu, mereka sedang menunjukkan eksistensinya," sebut Syafril lagi.

Hingga saat ini pengejaran terhadap para anggota MIT yang melarikan diri itu masih terus dilakukan aparat gabungan Satgas Tinombala. Pengejaran diintensifkan di lokasi terakhir terjadinya kontak tembak.

"Pengejaran oleh personel gabungan Satgas Tinombala kami intensifkan. Posisi mereka masih ada di pegunungan," Syafril memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya