Miris, 3 Perawat RSUD Bung Karno Surakarta Diusir Ibu Kos Melalui WA

Lantaran diminta pindah indekos secepatnya oleh ibu kos, tiga perawat RSUD Bung Karno, Surakarta yang baru bangun tidur itu gelagapan

oleh Felek Wahyu diperbarui 28 Apr 2020, 00:30 WIB
RSUD Bung Karno Semanggi Solo menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk penanangan Covid-19 di Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Dipuja di media sosial karena menjadi garda terdepan penyembuhan pasien positif Covid-19, namun tenaga medis RSUD Bung Karno, Surakarta, malah diusir dari rumah kos. Tiga perawat itu diusir lantaran dikhawatirkan menularkan Covid-19.

Salah satu perawat itu bernama Siska. Pengusiran Siska dan dua temannya yang perawat, dilakukan oleh ibu kos melalui pesan singkat di aplikasi WhatsApp alias WA.

Siska mengatakan, ia dan dua temannya yang bekerja di RSUD Bung Karno langsung dihubungi pemilik kos. Mereka diminta untuk pindah dari rumah kos secepatnya.

"Saya baru bangun tidur, tiba-tiba dapat WA itu. Intinya disuruh pergi karena posisi rumah sakit kita jadi rujukan covid-19. Mungkin ibu kosnya khawatir," katanya.

Lantaran diminta pindah indekos secepatnya oleh ibu kos, tiga perawat RSUD Bung Karno, Surakarta yang baru bangun tidur itu gelagapan. Selain merasa sebelumnya tidak ada masalah, kebingungan juga disebabkan belum adanya tempat pindah.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Para Perawat Syok

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan keterangan pers perihal perkembangan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

"Akhirnya kami dijemput pihak rumah sakit dan sekarang tinggal di rumah sakit ini. Jelas kami syok dan kecewa sekaligus sakit hati, kenapa kami diperlakukan semacam ini," jelasnya.

Siska mengatakan sangat senang karena permasalahannya itu langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bahkan telah menelponnya.

"Tadi pak Ganjar telpon dan menanyakan kronologis. Beliau juga tanya kondisi kami serta tanya nomor telpon ibu kos dan direktur rumah sakit kami," terangnya.

Siska berharap masyarakat tidak memberikan stigma negatif pada tenaga medis yang merawat covid-19. Sebab lanjut dia, selama bertugas mereka dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) dan menerapkan standar protokol kesehatan.

"Kami sudah dilengkapi APD setiap bertugas, kami juga ada protokol yang ketat. Setiap selesai bertugas kami diwajibkan mandi. Insyaalah semua aman, saya minta masyarakat mengerti," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya