Pariwisata China Ditaksir Merugi Rp6,5 Kuadriliun Akibat Corona COVID-19, Bagaimana Agen Perjalanan Bisa Bertahan?

Gelar perbincangan secara daring disebut jadi salah satu cara agen perjalanan di China bertahan pada masa pandemi corona COVID-19.

oleh Komarudin diperbarui 29 Apr 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi destinasi wisata di China. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara yang dilakukan sejumlah agen perjalanan di China untuk bertahan hidup di tengah pandemi corona COVID-19. Ada 10 ribu agen perjalanan di negara itu telah ditutup pada akhir Maret 2020.

Akibatnya, kerugian pariwisata di China tahun ini ditaksir hampir tiga triliun yuan atau Rp6,5 kuadriliun, seperti dilansir dari South China Morning Post, Selasa (28/4/2020).

Menghadapi persoalan keuangan, agen perjalanan membuat perbincangan daring perihal trik dan tips bagi orang asing yang berkunjungan China dan meluncurkan perbincangan tentang budaya dan sejarah Tiongkok untuk menghasilkan pendapatan baru.

Pembicaraan itu disampaikan para ahli Tiongkok kuno. Mereka merupakan orang asing yang telah tinggal di Tiongkok atau mempelajari budaya negara tetangga Tibet tersebut selama beberapa dekade, serta menyelidiki tempat-tempat bersejarah di negara itu.

Direktur Bespoke Travel Sam Braybon mengatakan bahwa ia berharap pembicaraan seperti itu akan menyinggung minat orang asing ke China, meski kunjungan sangat sulit sekarang. Sejak pertengahan Maret, pelancong internasional yang mendarat di bandara di seluruh China diharuskan menjalani karantina selama 14 hari dengan biaya mereka sendiri.

Pembicaraan yang dilakukan agen perjalanan meliputi sejarah, budaya, serta kelas aktivitas seperti tai chi dan mie, telah jadi cara yang bagus untuk berhubungan kembali dengan klien dan mendapatkan uang. "Ini adalah pertama kalinya bagi kami melakukan proyek seperti itu," lanjut Braybon.

Jual Bakso dan Makanan Lain

Selain perbincangan mengenai China, upaya lain yang dilakukan adalah membuat platform e-commerce,  seperti dilakukan Dongguan Youth International Travel Service. Dengan 70 gerai di selatan kota Dongguan, agen tersebut telah mendirikan platform e-commerce yang menjual barang-barang lokal, seperti bakso Chaozhou dan teh Yunnan dari vendor di daerah-daerah.

"Karena klien kami tidak dapat lagi melakukan perjalanan ke Guangdong [provinsi] untuk mencicipi hidangan lokal secara langsung, mereka dapat memesan dari kami dan kami mengirimkan barang pada mereka," kata Zhong Shuyi, direktur pusat operasi perusahaan tersebut.

Sejak itu, perusahaan telah menjual lebih dari 10 ton bakso Chaozhou, pendapatan untuk bantu mengimbangi kerugian besar sejak akhir Januari, kata Zhong.


Paket Wisata Sendiri

Ilustrasi China (Sumber: Bussines Insider SG)

Dengan merebaknya wabah virus di Tiongkok, wisatawan domestik bepergian sendiri-sendiri lagi. Dongguan telah meluncurkan paket wisata individual yang berharga murah.

"Larangan tur kelompok belum dicabut oleh pemerintah, jadi kami telah meluncurkan paket wisata-mengemudi diskon besar-besaran dengan hotel," kata Zhong. “Harga adalah yang terendah dalam satu dekade. Harga paket hotel bintang tiga tiga malam telah turun dari empat ribu jadi seribu yuan dan ada penawaran beli-satu-dapatkan-satu-gratis.”

Jual Masker dan Disinfektan

Operator lain, China International Travel Service (Taizhou), telah mendirikan platform e-commerce untuk menjual produk kesehatan seperti masker dan disinfektan.

Agen perjalanan itu juga menawarkan layanan pelatihan untuk membantu perusahaan mendatangkan karyawan mereka kembali ke Taizhou, sebuah kota di provinsi Zhejiang, setelah wabah di seluruh negara itu mereda.

Pelatihan Pariwisata

China Outbound Tourism Research Institute  telah mengembangkan lima kursus pelatihan daring mempelajari lebih lanjut tentang pasar pariwisata keluar Tiongkok dengan menargetkan perusahaan yang memiliki kepentingan di pasar.

Dibuat bersama-sama dengan Hong Kong Polytechnic University’s School of Hotel and Tourism Management, kursus-kursus tersebut mencakup keramahtamahan, tujuan, ritel, tempat wisata, dan transportasi.

"Di masa depan, pariwisata minat khusus akan madi lebih penting di pasar Cina," kata Profesor Wolfgang Georg Arlt, pendiri lembaga tersebut.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya