Liputan6.com, Brescia - Seperti sebagian besar masyarakat Italia, Nicole Quarantini, juga sempat meremehkan virus Corona Covid-19. Wanita berusia 32 tahun itu tidak menyangka, virus yang awalnya ditemukan di Wuhan, Cina, itu bakal mengubah kehidupannya, setidaknya dalam hampir dua bulan terakhir ini.
Sejak 9 Maret lalu, Nicole benar-benar 'terpenjara' di rumahnya. Pemerintah Italia menerapkan aturan lockdown untuk mencegah penularan virus yang terus meningkat dan menewaskan ribuan orang.
Advertisement
Kebijakan ini mengubah kehidupan Nicole 180 derajat. Tidak ada lagi kilatan kamera yang menerangi wajahnya. Lampu kelap-kelip yang ikut menari saat dia memainkan DJ Set-nya juga dipadamkan.
Semua warga diminta di rumah. Hanya objek-objek vital seperti rumah sakit dan pusat perbelanjaan yang diizinkan buka. Selain yang punya izin khusus, warga hanya boleh keluar rumah untuk berobat dan berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Sejak penerapan lockdown, perjalanan terjauh Nicole hanya ke pusat perbelanjaan di dekat rumahnya.
"Saya mulai khawatir saat temanku dari luar negeri menghubungi dan menanyakan kabarku," ujar Nicole membuka percakapannya dengan Liputan6.com. "Yang saya khawatirkan bukan diriku, tapi keluargaku dan saudara yang usianya lebih tua," kata Nicole menambahkan.
Nicole tinggal pada salah satu permukiman di Brescia, Lombardy. Selain Bergomi, kota yang berada di sebelah utara tersebut merupakan pusat penyebaran virus Corona Covid-19 di Negeri Pizza.
Sebelum pemerintah menerapkan kebijakan lockdown nasional, Lombardy sudah lebih dulu diisolasi. Kengerian bahkan sempat dirasakan Nicole dan keluarga pada pekan-pekan pertama penerapan lockdown. Hampir setiap setengah jam terdengar sirene ambulans meraung-raung.
"Itu sangat gila, seperti di film-film saja," ujar Nicole.
Tinggal Bersama Orang Tua
Di kota Brescia, Nicole tinggal bersama orangtua dan kakaknya. Mereka menempati rumah yang terbilang nyaman dengan halaman luas. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Meski di kawasan epicentrum, Nicole masih beruntung karena di sekitar rumahnya, tidak ada yang terjangkit Covid-19.
Meski demikian, berdiam diri di dalam rumah bukanlah kebiasaan Nicole. Sebelum pandemi melanda Italia, kegiatan sehari-harinya terbilang sangat padat.
Sebagai DJ profesional dia kerap mendapat tawaran manggung di sejumlah tempat. Dalam dua tahun terakhir dia juga aktif sebagai penyiar di Radio Studio Piu. Belum lagi bila ada tawaran pemotretan iklan. Sebagai model paruh waktu, Nicole mengaku dalam sebulan bisa mengikuti dua atau tiga kali pemotretan.
Akhir tahun lalu, Liputan6.com juga sempat bertemu Nicole saat bekerja sebagai model bagi gerai suspensi Showa pada pameran kendaraan roda dua terbesar di dunia EICMA yang berlangsung di kota Milan. Saat itu dia ditemani Alessandra Bergomi yang juga tinggal di daerah Brescia.
Tidak ada yang bisa dilakukan Nicole untuk mengembalikan rutinitasnya di saat pandemi virus Covid-19. Namun dia juga tidak mau menyerah begitu saja.
Dalam ruang yang serba terbatas, Nicole memilih tetap menjalani harinya dengan penuh warna sembari merawat talenta yang dimilikinya selama ini. "Seperti yang lainnya, pendapatan saya tentu saja menurun, tapi positifnya saya pengeluaran untuk belanja dan makan malam juga berkurang drastis," ujarnya.
Advertisement
Manfaatkan Setiap Ruang Kosong
Selama berada di rumah, Nicole berusaha mempertahankan pendapatannya dari DJ profesional dan penyiar radio. Dari ruang makan, kamar, hingga, tempat tidur, dia tetap bekerja. Bermodalkan perangkat DJ dan laptop dia tetap menghibur para pendengarnya lewat streaming online.
Bahkan di sela-sela waktunya, Nicole masih menyempatkan diri untuk melakukan sesi pemotretan jarak jauh menggunakan aplikasi Facetime. Meski tidak dibayar, Nicole sangat menikmatinya.
"Jadi seperti sedang selfie saja. Saya menghadap ke layar dan fotografer melakukan tangkapan layar. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan pemotretan biasa."
Selain itu, Nicole juga sengaja membeli lampu tambahan untuk kebutuhan pemotretan yang dilakukan secara mandiri di rumahnya. Beberapa dari foto hasil jepretan sendiri ada yang menghiasi akun media sosialnya dan sebagian lagi untuk kepentingan iklan kecil-kecilan.
Sekali sepekan yakni pada hari Jumat dia tampil secara livestraming di Radio Studio Piu. Sesekali dia juga tampil dengan DJ set-nya di Instagram.
"Untuk siaran, saya masih dibayar," ujarnya menjelaskan.
Tetap Optimis
Hingga Senin (27/4/2020), menurut data worldometers, jumlah kasus di Italia sudah mencapai 106.103 orang dengan kematian mencapai 26.644 jiwa.
Secercah harapan mulai terlihat saat jumlah pasien yang meninggal pada Mingu (26/4/2020) mencapai angka terendah sejak Maret 2020, yakni 260 jiwa. Pemerintah Italia berniat melonggarkan lockdown pada 4 Mei 2020. Meski demikian, Nicole menilai kehidupan tidak serta merta kembali normal.
"Saya pikir paling tidak akhir tahun ini (pandemi berakhir). Hanya dengan vaksin kita bisa bicara tentang kehidupan normal," katanya.
Nicole tidak terlalu khawatir dengan situasi ini. Sebaliknya, dia tetap optimistis mampu melalui masa sulit ini.
"Saya tidak kaku, jadi tidak terlalu khawatir dengan masa depan. Saya selalu bisa mencari jalan keluar dan cara mengaktualisasi diri sendiri. Mimpi terbesarku adalah hidup senang dan memuaskan, dan sejauh ini saya bisa katakan saya hidup dalam mimpi saya," ujar wanita penggemar musik Rock itu.
Dan sebagai aktivis lingkungan, Nicole berpandangan pandemi Virus Corona Covid-19 merupakan cara alam dalam merepons eksploitasi yang dilakukan manusia selama ini. Dia berharap, pandemi ini menjadi pelajaran bagi semua orang dalam menjalani kehidupan ke depannya.
Advertisement