Kemenperin Sebut 60 Persen Industri Lumpuh Akibat Corona

Hampir semua sektor industri terkena dampak penyebaran virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2020, 17:50 WIB
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Keganasan pandemi virus corona sudah cukup membuat industri dalam negeri  menderita. Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mencatat sebesar 60 persen industri nasional berhenti beroperasi.

Musababnya, sejumlah negara mitra dagang memberlakukan aturan lockdown atau karantina wilayah. Imbasnya arus permintaan dan distribusi barang menjadi kacau bahkan dibatalkan secara sepihak.

"Hampir semua sektor industri mengalami dampak penyebaran Covid-19 itu, secara singkat 60 persen industri itu suffer (terpukul) dan 40 persen itu moderat atau masih ada permintaan," kata Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (28/4).

Menurutnya, berbagai rintangan yang diterima industri nasional mayoritas berupa kontrak pembayaran yang tertunda sampai pembatalan order dari banyak konsumen. Hal ini memicu menurunnya pendapatan usaha  beberapa industri sehingga memicu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Lebih jauh, Sigit menyebutkan beberapa contoh industri yang mengalami kerugian paling besar seperti industri semen, elektronika dan telematika, industri perdagangan roda empat dan dua, serta industri tekstil.

Oleh karenanya, uluran tangan dari pemerintah sangat diperlukan untuk meminimalisir kerugian yang dialami sejumlah industri domestik. Melalui stimulus pula kelangsungan usaha dapat terjaga ditengah ancaman gulung tikar akibat wabah corona.

Sebelumnya, dari sisi pengusaha Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani mendorong pemerintah memberikan stimulus dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini senilai Rp 1.600 triliun.

Sebab, jumlah stimulus yang akan diberikan pemerintah saat ini belum cukup untuk membantu masyarakat. Terlebih saat ini ada sekitar 93 juta orang tergolong masyarakat miskin dan rentan miskin. Belum lagi jumlah pekerja di sektor informal yang mendominasi. 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Kemenperin Diminta Segera Pulihkan Industri Terdampak Corona

Kenaikan dolar tak mempengaruhi harga mobil Wuling (dok. Wuling Motors)

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Lamhot Sinaga, mendorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin) agar membuat langkah-langkah strategis guna mengembangkan dan memajukan kembali industri-industri yang merugi akibat virus corona atau Covid-19. Menurutnya pemulihan industri menjadi salah satu upaya yang mesti dilakukan Kemenperin.

“Diperlukan recovery industry, dimana industri yang merugi akibat virus corona dapat kembali pulih. Tentu ini yang kita inginkan agar Kemenperin mulai dari sekarang harus memikirkan langkah terbaik pasca berakhirnya virus ini,” ujar Lamhot di Jakart, Selasa (28/4).

Politisi Fraksi Partai Gokar itu menilai, saat ini sudah banyak industri-industri di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya. Hal tersebut dikarenakan meruginya keuangan perusahaan secara terus menerus akibat pandemi Covid-19.

“Kemenperin harus memikirkan ini apalagi sudah banyak industri kita yang memutus hubungan kerja dengan karyawannya karena terus merugi. Akibatnya banyak pengangguran, tentunya jika dibiarkan akan berdampak buruk kepada perekonomian negara,” katanya.

Lamhot mengatakan berdasarkan data-data yang dihimpun dari berbagai sumber seperti Kemenaker, terdapat 1,5 juta karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja atau (PHK). Untuk itu, dia berharap setidaknya Kemenperin bisa mencegah agar tidak terjadi PHK kembali.

“Kemenperin harus bisa menahan laju setiap perusahaan yang ingin melakukan PHK harus dipikirkan solusinya,” tandas Lamhot.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya