Liputan6.com, Jakarta Aplikasi olah pesan Telegram kini telah digunakan oleh 400 juta pengguna aktif bulanan. Demikian sebagaimana diinformasikan Telegram ke pengguna melalui kanal resminya.
Jumlah pengguna Telegram naik cukup tinggi dari Oktober lalu, yang saat itu pengguna aktifnya baru mencapai 300 juta.
Baca Juga
Advertisement
Layanan aplikasi olah pesan buatan Pavel Durov itu kini telah berusia 7 tahun.
Mengutip laman Tech Crunch, Rabu (29/7/2020), layanan yang didirikan oleh Durov ini bertambah jumlah penggunanya sebanyak 1,5 juta pengguna per harinya.
Bahkan, Telegram menjadi salah satu aplikasi paling banyak diunduh di lebih dari 20 negara. Selain Telegram, Durov sebelumnya juga pernah membuat dan memimpin sebuah situs jejaring sosial bernama VK yang banyak digunakan oleh pengguna internet di kawasan Rusia dan sekitarnya.
Saingan dengan WhatsApp
Dengan jumlah penggunanya yang mengalami peningkatan cukup tajam, Telegram bersaing dengan aplikasi olah pesan terkemuka lain, termasuk WhatsApp. Kini aplikasi di bawah naungan Facebook itu sudah dipakai oleh lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia.
Telegram juga menjadi pilihan bagi pengguna layanan grup Facebook ketika aplikasi WhatsApp, Facebook Messenger, atau Instagram tumbang berjamaah. Hal ini cukup menarik, apalagi Durov adalah salah satu kritikus terbesar bagi Facebook.
Popularitas Telegram juga dibarengi dengan tumbuhnya jumlah stiker-stiker lucu. Menurut data, ada lebih dari 20 ribu stiker di Telegram.
Advertisement
Siap Hadirkan Inovasi Baru
Tak hanya itu, agar bisa terus bersaing, Telegram juga menghadirkan berbagai inovasi. Baru-baru ini, Telegram dikabarkan hendak merilis fitur video call yang aman, menyusul popularitas Zoom.
Aplikasi desktop Telegram juga relatif lebih mudah dipakai karena tidak memerlukan koneksi smartphone ke internet agar layanan desktop tetap bisa berfungsi.
Meski begitu, saking amannya, Telegram banyak disalahgunakan oleh jutaan penggunanya untuk mendistribusikan dan mengunduh film, lagu, dan aplikasi ilegal.
(Tin/Why)