Melihat Kesiapan Basarnas Palu 'Beraksi' di Tengah Pandemi Covid-19

Prosedur pencegahan penyebaran Covid-19 juga mulai dijalankan personel Basarnas Palu saat mengevakuasi jenazah dalam operasi pencarian dan pertolongan yang mereka lakukan.

oleh Heri Susanto diperbarui 29 Apr 2020, 15:00 WIB
Petugas resque Basarnas Palu dengan APD dan hazmat saat mengevakuasi jenazah korban banjir yang ditemukan di Desa Bulubete, Sigi, Selasa (28/4/2020). (Foto: Basarnas Palu).

Liputan6.com, Palu - Prosedur pencegahan penyebaran Covid-19 juga mulai dijalankan personel SAR dari Basarnas Palu saat mengevakuasi jenazah dalam operasi pencarian dan pertolongan yang mereka lakukan. Seluruh anggota tim evakuasi mengenakan APD lengkap termasuk Hazmat.

Operasi pencarian terhadap satu korban banjir Desa Tuva, Kabupaten Sigi pada Selasa pagi membuahkan hasil. Jenazah korban ditemukan di Desa Bulubete sekitar pukul 07.00 Wita. Korban sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus Sungai Miu yang meluap akibat hujan deras pada Minggu, 26 April 2020.

Korban diketahui bernama Hengki (30), warga Desa Tuva. Dia terbawa arus sungai saat hendak menyeberang menuju kebun miliknya.  

Setelah menerima laporan penemuan korban, tim evakuasi dari Basarnas Palu bergerak ke lokasi dan berhasil mengevakuasi jenazah dari Sungai Miu sekitar pukul 11.50 Wita.

Proses evakuasi olah tim SAR kali ini berbeda dari biasanya. Prosedur pencegahan penyebaran Covid-19 benar-benar diterapkan. Meski korban bukanlah PDP maupun ODP, tiga petugas evakuasi yang bersentuhan langsung dengan jenazah mengenakan Pakaian Pelindung Diri atau hazmat. Tak ada yang boleh mengangkat jenazah itu selain mereka.

Menurut Kepala Kantor Basarnas Palu, Basrano, prosedur itu telah diberlakukan pihaknya sejak bulan Maret atau saat virus tersebut menjadi pandemi.

"Penggunaan hazmat oleh tim rescue berhubungan dengan keselamatan dan keamanan tim itu sendiri di musim pandemi Covid-19. Itu sesuai dengan SOP yang ditetapkan Badan SAR nasional," Basrano menjelaskan, Selasa (28/4/2020).

Prosedur keamanan ketat bagi tim rescue itu akan tetap dijalankan hingga pandemi virus itu benar-benar berakhir. Apalagi mengingat virus itu bisa dibawa oleh siapa saja saat ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Siasat Saat Terkendala Hazmat

Petugas resque Basarnas Palu dengan APD dan hazmat saat mengevakuasi jenazah korban banjir yang ditemukan di Desa Bulubete, Sigi, Selasa (28/4/2020). (Foto: Basarnas Palu).

Prosedur pencegahan Covid-19 dalam operasi penyelamatan semacam itu telah dua kali dilakukan petugas Basarnas Palu di wilayah Sulawesi Tengah. Namun, secara lengkap baru diterapkan pada operasi penyelamatan di Sigi tersebut. Kelengkapan APD petugaslah yang jadi alasannya.

"Sejak dua bulan lalu prosedur itu kami berlakukan untuk tim penyelamat. Tapi memang dalam evakuasi korban di Sigi tersebutlah yang menggunakan APD lengkap karena terkendala sediaan APD," cerita Basrano.

Meski telah menetapkan SOP evakuasi di masa pandemi virus itu, Basrano mengungkapkan jumlah APD untuk tim penyelamat dan evakuasinya masih terbatas. Apalagi jika harus mengikuti ketentuan penggunaan hazmat sekali pakai.

Olehnya untuk sementara waktu pihaknya tetap akan menggunakan APD bekas pakai jika dibutuhkan dalam operasi penyelamatan lainnya. Untuk itu siasat penggunaan kembali hazmat akan dilakukan dengan memperhatikan kelayakan APD bekas pakai timnya itu.

"Sepanjang APD atau hazmat bekas pakai itu tidak cacat atau rusak, kami akan bersihkan kembali dengan deterjen dan disinfektan untuk membunuh kuman atau virus yang mungkin ada," dia menjelaskan.

Walau begitu, sebagai pihak yang ditugasi untuk penyelamatan, Basrano juga punya harapan pada masa pandemi saat ini.

"Bagaimana pun kondisinya tugas penyelamatan tetap harus dilakukan. Namun, kami juga berharap pakaian hazmat tidak lagi kami gunakan, artinya semoga tidak ada lagi kejadian atau peristiwa yang merenggut nyawa," Basrano berharap.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya