Turin - Sulit membantah fakta bahwa Cristiano Ronaldo adalah satu di antara pemain terbaik di dunia.
Superstar Portugal ini telah meraih 25 trofi mayor sepanjang kariernya untuk klub dan negara, juga mengoleksi 5 penghargaan Ballon d'Or yang prestisius.
Advertisement
Kesuksesan Cristiano Ronaldo ditentukan oleh berbagai faktor. Dia punya dedikasi luar biasa untuk terus menang, kemampuan fisiknya begitu tinggi, juga etika kerja yang sulit disamai pemain lain.
Di usia 35 tahun, ketika kebanyakan pemain lain mulai merosot, Ronaldo masih terlihat bermain di level tinggi. Dia masih mencetak banyak gol, masih jadi penentu kemenangan tim.
Salah satu penyebab karier panjang Ronaldo ini adalah evolusi gaya bermainnya di beberapa posisi. Dia mulai bermain sebagai winger kiri di Sporting dan Manchester United, sekarang menjelma jadi striker di Juventus.
Mengutip Sportskeeda, setidaknya ada 4 gaya bermain yang menandai evolusi Cristiano Ronaldo sebagai pesepak bola. Apa saja?
Dari Winger Jadi Striker
Ketika pertama kali bersinar di Manchester United, seluruh dunia mengenal Cristiano Ronaldo sebagai winger gesit yang tidak bisa dikejar bek-bek lawan.
Tahun-tahun terbaik Ronaldo dalam kostum merah ditandai dengan segudang triknya, yang cenderung membuat pemain lawan frustrasi. Ronaldo versi ini doyan menggiring bola, menusuk dari sisi kiri lapangan.
Angkat kaki ke Real Madrid pada musim panas 2009, Ronaldo masih mendominasi sisi kiri lini serang Madrid. Dia mencetak begitu banyak gol dari posisi itu.
Namun, pada musim 2016-17, begitu mendekati usia 30, Ronaldo menjelma sebagai striker sentral. Dia lebih sering mencari posisi terbaik di kotak penalti untuk menyambut umpan rekan setimnya dan menuntaskan peluang.
Evolusi ini luar biasa. Begitu menginjak usia 30, Ronaldo menemukan dirinya yang baru, yang justru lebih rajin mencetak gol. Dia bahkan pernah mencetak 44 gol dalam 44 pertanidingan dalam semusim.
Advertisement
Kemampuan Dribel yang Terus Merosot
Tujuh atau delapan tahun terakhir, penggemar Cristiano Ronaldo mulai jarang melihat aksi individu idola mereka dalam melewati barisan bek lawan seorang diri. Kakinya masih gesit, tapi lebih untuk menjebol gawang lawan.
Jika ingin menyaksikan kemampuan terbaik Ronaldo dalam menggiring bola, melihat ulang kariernya bersama MU adalah bukti terbaik. Saat itu dia masih doyan membawa bola seorang diri, meninggalkan bek lawan yang tertatih-tatih mengejarnya.
Saat pertama tiba di Madrid, Ronaldo masih membawa kemampuan itu bersamanya. Dia begitu gesit, begitu tangguh, punya fisik luar biasa. Ronaldo adalah mimpi buruk bagi bek mana pun.
Namun, seiring perkembangan kariernya, kemampuan dribel Ronaldo mulai berkurang. Ada beberapa faktor, mulai cedera, dampak usia, dan karena peran berbeda yang sekarang dia pikul di lapangan.
Menjelma Jadi Target Man
Semakin nyaman bermain sebagai penyerang sentral, Cristiano Ronaldo perlahan-lahan menjelma jadi target man. Dua musim terakhirnya di Real Madrid dihabiskan di posisi striker, berduet dengan Karim Benzema.
Perubahan ini jelas tidak sulit bagi Ronaldo, yang punya fisik tangguh. Mudah mengakui Ronaldo sebagai salah satu pemain dengan sundulan terbaik untuk menjebol gawang lawan.
Tercatat, Ronaldo pernah mencetak 16 gol sundulan dalam semusim untuk Real Madrid. Kemampuan ini dia bawa ke Juventus, dengan 8 gol sundulan pada musim debutnya di Serie A.
Salah satu gol indah itu terjadi pada laga kontra Sampdoria. Ronaldo melompat setinggi 78cm untuk menyambut bola. Lompatan yang begitu tinggi, bahkan sama dengan rata-rata lompatan pemain NBA.
Biar begitu, menjelma jadi target man tidak selalu baik. Ada satu kemampuan Ronaldo yang turun, yakni perihal melepas tembakan jarak jauh. Sekarang Ronaldo lebih sering menembak dari dalam kotak penalti, wilayah bermainnya yang baru.
Advertisement
Jumlah Assist Menurun
Cristiano Ronaldo sering disebut sebagai pemain egois, beberapa tayangan ulang permainannya dianggap bisa membuktikan itu. Namun, sebenarnya tudingan itu tidak sepenuhnya benar.
Selama enam musim membela Manchester United, Ronaldo menorehkan rata-rata 5,6 assists per musim. Lalu, begitu pindah ke Madrid, jumlah assist Ronaldo sebenarnya terus meningkat.
Pada musim 2011-12 saja Ronaldo menyumbang 12 assists, lalu pernah mencapai 16 assists pada musim 2014-15. Sayangnya, sejak musim itu, jumlah assists ronaldo tersus menurun.
Dia menyumbang 8 assists pada musim debutnya di Juventus. Cukup bagus, tapi jauh dari rekor pribadi Ronaldo.
Jika demikian, apakah itu berarti Ronaldo merupakan pemain egois? Sebenarnya tidak, meski tanpa assists, Ronaldo hampir selalu memberikan umpan kunci dalam pertandingan.
Terlebih, penurunan jumlah assists ini jelas dipengaruhi oleh perubahan posisi Ronaldo sebagai target man.
Sumber: Sportskeeda
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 28/4/2020)