Liputan6.com, Paris - Kematian di Prancis akibat Virus Corona (COVID-19) mulai menunjukan tren penurunan yang signifikan. Per Selasa 28 April kemarin, tercatat ada 367 kematian. Angka itu menurun ketimbang Rabu pekan lalu yang mencapai 544 pasien.
Dilaporkan France24, Rabu (29/4/2020), total kematian di Prancis saat ini sudah tembus 23.660 orang. Penurunan jumlah kematian yang tajam juga terjadi hari Minggu lalu dengan 242 kasus kematian.
Baca Juga
Advertisement
Angka-angka itu jauh lebih rendah ketimbang pada 6 April lalu ketika 833 orang meninggal dalam sehari di Prancis akibat Virus Corona.
Total kasus Virus Corona di Prancis ada 165.911 kasus. Jumlah pasien yang ada di rumah sakit juga menurun menjadi 27.484 pada Selasa kemarin, dibandingkan 28.055 dari Senin.
Penurunan lain terjadi bagi pasien di ruang rawat intensif. Senin lalu ada 4.608 pasien di ruang intensif, pada Selasa menjadi 4.387 orang.
Saat ini, Prancis sedang dalam lockdown. Perdana Menteri Edouard Philippe telah berencana agar lockdown dilonggarkan secara bertahap dan dimulai pada 11 Mei mendatang.
Jika rencana berjalan, maka toko-toko boleh buka dan masyarakat boleh berpergian. Berdasarkan aturan lockdown terkini, masyarakat Prancis tak boleh pergi jauh-jauh dari rumah.
Studi menunjukan lockdown berhasil meredam penularan 60 ribu kasus baru di Prancis. Kementerian Kesehatan Prancis berkata jika tidak ada lockdown, pasien ICU berpotensi melonjak hingga 100 ribu orang.
Masalah masker juga menjadi pembahasan di pemerintahan Prancis. PM Philippe berkata Prancis punya persediaan 100 juta masker bedah tiap minggu.
Namun, PM Philippe meminta adanya kewaspadaan terhadap risiko adanya Virus Corona gelombang kedua di Prancis. "Hal itu harus diperhatikan secara serius," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kasus Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat Tembus 1 Juta
Kasus Virus Corona (COVID-19) di Amerika Serikat sudah menembus angka 1 juta orang. Jumlah penderita COVID-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia.
Berdasarkan data Worldometer, Rabu pagi (29/4/2020), kasus di AS berjumlah 1.031.437. Rinciannya, 140.288 pasien sembuh, 58.705 meninggal, dan sisanya masih mengalami perawatan.
Kasus di AS banyak terdeteksi berkat adanya tes massal. Sejauh ini AS sudah melakukan lebih dari 5,5 juta tes.
Persentase kematian di AS adalah 5,6 persen. Angka itu masih di bawah persentase global.
Pencatatan kematian di AS juga dibuat detail, yakni jika ada pasien meninggal akibat penyakit lain ketika mengidap Virus Corona baru, maka akan tetap dicatat meninggal akibat virus baru ini.
Kasus di AS mayoritas berada di wilayah Timur Laut, yakni di New York (300 ribu kasus), New Jersey (113 ribu kasus), dan Massachusetts (58 ribu kasus).
Masih ada perintah tetap di rumah di AS dan bisnis diminta tutup, meski ada kalangan yang protes dengan aturan ini.
AS sudah memberikan stimulus ekonomi seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan uang pinjaman bagi bisnis kecil yang operasionalnya terdampak Virus Corona. Paket bantuan terakhir yang dikucurkan sebesar USD 483 miliar (sekitar Rp 7.466 triliun).
Setelah AS, kasus tertinggi kedua adalah Spanyol dengan 232.128 kasus. Sementara, kasus di China secara resmi ada 82.836 kasus, meski kejujuran data ini diragukan pihak AS.
Advertisement