Liputan6.com, Jakarta Sosok almarhum dokter Kartono Muhammad rupanya memiliki kenangan tersendiri di hati Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih. Daeng pernah bertemu langsung dengan almarhum yang mengembuskan napas terakhir pada Selasa, 28 April 2020 pukul 16.20 WIB.
"Iya, saya pernah bertemu langsung dengan Almarhum," ujar Daeng saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu (29/4/2020).
Advertisement
Pertemuan tersebut berlangsung di kala Almarhum dokter Kartono sakit. Dokter Kartono yang merupakan mantan Ketua Umum PB IDI periode 1985-1988 dan 1991-1994 memang sudah sejak lama masuk-keluar rumah sakit.
"Almarhum sudah lama sakit (sakit-sakitan), pasca stroke yang dialaminya," lanjut Daeng.
Dokter Kartono meninggal dalam perawatan sakitnya di RS Pondok Indah.
Suka Diskusi dan Sosok yang Sederhana
Kenangan yang terlintas di ingatan Daeng, almarhum dokter Kartono termasuk orang yang senang sekali berdiskusi, terutama dengan junior-juniornya. Sosoknya pun terbilang sederhana.
"Almarhum ini orangnya sederhana, egaliter, dan suka diskusi, terutama dengan junior-juniornya," Daeng menambahkan.
"Selain itu, almarhum suka memberi inspirasi kepada dokter-dokter yang masih muda saat mereka menjadi Ketua Umum PB IDI."
Mengenai sepak terjang dokter Kartono di IDI, ia disahkan sebagai Ketua Umum PB IDI ke-15 pada 1985. Kemudian IDI mengadakan Muktamar ke-21 di Yogyakarta pada 1991, dr Kartono Muhammad disahkan untuk kedua kalinya sebagai Ketua Umum PB IDI ke-17.
Pada muktamar tahun 1991 ini, IDI resmi memiliki hymne. Lagu tersebut buah karya Ibu Tuti Nizar Z.A. Pada 1993, di bawah kepemimpinan dr Kartono, IDI pertama kalinya aktif ikut melaksanakan kampanye HIV/AIDS dengan melatih para dokter sebagai konselor HIV/AIDS.
Advertisement