Ekonom Nilai Kartu Prakerja Tak Cocok Jadi Program Semi Bansos

Bantuan dari pemerintah dalam kondisi gawat ini semestinya dalam bentuk yang lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau kartu sembako.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2020, 16:45 WIB
Kartu Prakerja

Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai Kartu Prakerja tidak tepat dijadikan program semi bantuan sosial (bansos) selama masa pandemi virus corona (Covid-19).

Piter menganggap bahwa program Kartu Prakerja hanya mempersulit penerima bantuan dalam mendapatkan insentif yang kini dibutuhkan, sebab harus mengikuti serangkaian pelatihan untuk mendapatkannya.

"Persoalan kita saat ini adalah bahwa kartu Prakerja itu sebenarnya memang kurang pas dengan kondisi yang ada sekarang ini," ujar Piter dalam sesi teleconference, Rabu (29/4/2020).

Menurut dia, bantuan dari pemerintah dalam kondisi gawat ini semustinya dalam bentuk yang lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, dan bentuk bantuan lainnya yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dia menyatakan, insentif yang diberikan program Kartu Prakerja dalam bentuk pelatihan atau kursus digital tidak akan cukup untuk masyarakat yang kehilangan pekerjan akibat pandemi corona.

 

 


Belum Merata

CfDS Fisipol UGM melakukan riset tentang Kartu Prakerja

Selain itu, ia menambahkan, bantuan yang disampaikan pemerintah pun hingga saat ini memang belum tersalur secara merata bagi masyarakat yang terdampak Covid-19.

"Masyarakat tidak akan menggugat kalau kebutuhan mereka sudah terpenuhi. Karena saat ini banyak sekali masyarakat kita yang membutuhkan bantuan dan belum menerima bantuan itu dari pemerintah," tegas Piter.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya