Liputan6.com, Jakarta- Ada sejarah unik mengenai alasan mengapa Gedung Putih di Washington D.C., Amerika Serikat berwarna putih.
Bangunan untuk Presiden AS yang terkenal itu sebagian menonjol karena fasad putihnya sangat kontras dengan tanah hijau disekelilingnya yang terawat baik.
Advertisement
Tetapi meskipun bangunan itu tampak menarik secara estetika, hal tersebut dikatakan hanya efek samping kebetulan, alasan sebenarnya Gedung Putih dicat putih sedikit lebih utilitarian.
Dalam situs lama resmi Gedung Putih yaitu whitehouse.gov, Presiden George Washington pada 1791 memilih lokasi untuk perkebunan, dan konstruksi dimulai tahun berikutnya.
Setelah George Washington menyelesaikan masa kepresidenannya yang kedua dan terakhir pada tahun 1798, pembangunan pada saat itu selesai pada dinding batu pasir bangunan.
Tidak menggunakan cat tradisional, para pekerja pembangun Gedung Putih menggunakan kapur. Fungsi dari cairan berbasis kapur dapat mencegah air bocor ke batu keropos dan membeku, seperti dikutip dari Mental Floss, Rabu (29/3/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Penghuni Pertama Gedung Putih
Penghuni pertama Gedung Putih adalah John Adams pada 1800, menurut Reader's Digest. Namun tidak lama setelah itu orang-orang berhenti menyebutnya sebagai rumah presiden, lalu mengadopsi nama yang sesuai dengan eksterior bangunan yang menarik perhatian yaitu Gedung Putih.
Anggota Kongres Massachusetts Abijah Bigelow dalam surat kepada istrinya pada 18 Maret 1812 mengatakan, terdapat banyak masalah di Gedung Putih, maksudnya adalah presidennya, sebagaimana yang ditunjukkan The Whitehouse Historical Association, hal ini terjadi tiga bulan sebelum Amerika Serikat menyatakan perang dengan Inggris.
Pasukan Inggris sebenarnya membakar Gedung Putih pada Agustus 1814, dan memunculkan rumor bahwa Gedung Putih dicat putih untuk menutupi kerusakan. Tetapi pembersihan yang terjadi setelah bencana dikatakan hanya sebagai kelanjutan dari tradisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Petugas perawatan Gedung Putih akhirnya beralih menggunakan cat timbal putih (sebanyak 570 galon) pada 1818, untuk menjaga Gedung Putih dalam kondisi berkilau.
Julukan Gedung Putih ditetapkan tidak resmi saat itu selama 80 tahun ke depan. Presiden Theodore Roosevelt pada 1901 menjadikan White House sebagai nama resmi gedung tersebut.
Peresmian nama pada Gedung Putih dikatakan bukanlah satu-satunya dampak abadi yang dibuat Theodore Roosevelt. Karena pada tahun berikutnya, renovasi besar-besaran proyek diluncurkannya termasuk pemindahan kantor presiden dengan apa yang sekarang dikenal sebagai West Wing.
Advertisement