Liputan6.com, Maluku Utara - Sejumlah Pasien Dalam Pengawasan atau PDP dan terkonfirmasi positif virus Corona baru Covid-19, di Maluku Utara mulai gerah dengan keberadaannya di ruangan isolasi hotel dan rumah sakit. Kondisi tersebut membuat sebagiannya keluar dari kamar dan berbaur dengan sesama pasien Covid, di ruangan isolasi rumah sakit rujukan di Ternate.
Bahkan, salah satu pasien yang ditempatkan di Hotel Sahid Ternate pun ikut berulah. Pasien Covid-19 itu keluar dari kamar isolasi dan jalan-jalan di dalam hotel termewah di kota itu.
Informasi yang dihimpun Liputan6.com menyebutkan, pasien Covid-19 itu stres berada di ruang isolasi karena memikirkan nasib anak istrinya dan keluarga di kampung.
Baca Juga
Advertisement
Dokter Alvia Assagaf, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku Utara, mengemukakan, keluhan pasien Covid tersebut pun pernah disampaikan kepada psikolog bidang pemulihan pelayanan dasar dari gugus tugas Covid-19.
"Dari psikolog gugus tugas bilang itu rata-rata mereka punya keluhan tersebut, baik dengan keluarga mereka di kampung yang dikucilkan dan memikirkan keluarga di rumah (makan apa)," ujar Alvia, kepada Liputan6.com, Rabu 29 April 2020.
Alvia menceritakan, beberapa sebab yang dikeluhkan pasien Covid itu berdampak pada kondisi pasien yang saat ini diisolasi.
"Sehingga ada yang kedapatan keluar dari kamar (dan kemudian jalan-jalan di dalam hotel). Juga ada (yang saling ajak sampai) main bola di dalam ruang isolasi," lanjut Alvia, via telepon.
Data rekaman video yang dihimpun Liputan6.com pun memperlihatkan gelagat para pasien Covid tersebut, dari main bola di ruangan terkunci, salat berjemaah, hingga mondar mandir di luar kamar.
Meski begitu, menurut Alvia, penyebab para pasien PDP dan terkonfirmasi Covid-19 itu stres karena sudah terisolasi sendirian di kamar tanpa ada hubungan kontak fisik dari keluarga dekat.
"Begitu juga dengan petugas kesehatan (yang ditempatkan di rumah sakit dan Hotel Sahid) pun sebisa mungkin mengurangi kontak dengan pasien. Karena kita tahu bahwa wabah virus Corona Covid-19 ini tingkat penularannya sangat tinggi," ucap Alvia.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Mengapa Pasien Covid Harus Diisolasi
Alvia menjelaskan, pasien yang terindikasi Covid dan terkonfirmasi positif Covid-19 yang diisolasi tersebut punya dasar secara secara medis maupun kesehatan.
"Dan itu sudah disampaikan pada saat pasien tersebut hendak dirujuk," kata Alvia.
Itu dijelaskan bahwa kenapa sampai mereka perlu diisolasi, tidak boleh mereka menerima kunjungan keluarga, kontak dengan petugas medis pun dibatasi, kecuali untuk hal-hal yang penting, lanjut Alvia.
"Kalau sampai ada kontak fisik dengan petugas kesehatan itu pun dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri yang lengkap,” ujar dia.
Alvia berharap, kepada pemerintah daerah dan pihak gugus tugas Covid-19 kabupaten kota yang punya pasien PDP dan terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirujuk ke Ternate untuk dapat memperhatikan nasib keluarga pasien Covid di kampung.
"Karena jangankan yang masih dirawat, yang positif sudah sembuh saja pun ditolak warga masyarakat di kampung. Karena itu, perlunya pemerintah dan gugus tugas untuk memperhatikan sektor yang lain, untuk pasien yang punya keluarga ini," kata dia.
Alvia mengimbau kepada masyarakat Maluku Utara untuk tidak mengucilkan keluarga pasien terindikasi Covid maupun yang sudah terkonfirmasi positif dan yang sembuh.
Karena memang tidak ada alasan untuk mengucilkan keluarga pasien tersebut. "Justru saat masyarakat berkumpul di luar itu yang harus dipikirkan potensi penularannya. Karena yang paling penting diperhatikan oleh warga itu bahwa mereka (keluarga pasien Covid) ini untuk sementara tidak boleh berkunjung, jaga jarak, pakai masker, dan di rumah saja," tutup dia.
Advertisement