Liputan6.com, Malang - Warga terkonfirmasi positif terinfeksi Corona Covid-19 di Kota Malang terus bertambah. Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun Orang Dalam Pantauan (ODP) juga terus bertambah. Tenaga medis pun sudah kewalahan.
Kasus Corona Covid-19 di Kota Malang pada Rabu, 29 April 2020 adalah, 16 positif terinfeksi (8 sembuh). Ada 165 PDP (10 meninggal dunia dan 70 sehat). 708 ODP (520 selesai dipantau) dan 1.921 Orang Dalam Resiko (ODR), 182 Orang Tanpa Gejala (OTG).
Baca Juga
Advertisement
Jumlah kasus diperkirakan bakal terus meningkat dengan kesembuhan pasien juga turut bertambah. Rumah sakit kewalahan bila harus merawat seluruh pasien. Karena itulah prioritas penanganan diutamakan pada yang positif terinfeksi Covid-19.
Ada 5 rumah sakit rujukan di Kota Malang yaitu RS Saiful Anwar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Sedangkan Pemprov Jawa Timur menetapkan RST Soepraoen, RS Panti Waluya Sawahan dan RS Lavallete sebagai rujukan.
Secara keseluruhan di Kota Malang berdiri 9 rumah sakit umum dan 17 rumah sakit khusus seperti rumah sakit bersalin. Juga ada 16 puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Sayang tidak ada data rinci jumlah ruang perawatan di seluruh fasilitas kesehatan itu.
Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang pada 2018 ada sebanyak 1.263 dokter (umum dan spesialis) dan perawat 3.028. Seluruhnya tersebar di fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit.
Juru bicara Satgas Corona Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif mengakui secara rasio dengan jumlah tenaga medis dan fasilitas perawatan tidak akan mampu menangani seluruh pasien berstatus PDP, ODP, OTG dan ODR di Kota Malang.
“Bila dipaksa tenaga medis akan kelelahan, itu sangat riskan. Kalau kelelahan tentu tidak bisa bekerja,” kata Husnul.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Butuh Dukungan Masyarakat
Husnul Muarif yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang ini menambahkan, bila seluruh tenaga medis di Kota Batu dan Kabupaten Malang juga dilibatkan juga tak akan mampu menangani pasien Covid-19.
“Semua tenaga medis se Malang pun belum cukup. Tidak bisa mengandalkan tenaga medis bila tidak didukung masyarakat,” ujarnya.
Dukungan masyarakat itu berupa patuh anjuran physical distancing atau menjaga jarak fisik antar satu dengan lainnya. Tetap tinggal di rumah, tidak perlu ke mana – mana bila tidak ada keperluan mendesak atau karena harus bekerja.
Risiko penularan juga dapat diminimalisir dengan rajin cuci tangan pakai sabun dan cairan antiseptik. Memakai masker serta menutup hidung dan mulut dengan siku saat batuk serta menjalani pola hidup sehat.
Bila masyarakat bisa menerapkan itu maka tenaga medis dapat bekerja lebih maksimal merawat PDP yang butuh alat bantu. Tapi semua upaya akan percuma bila masyarakat tak punya kepedulian menjaga diri dan menjaga orang di sekitarnya.
“Tenaga medis tak akan sanggup menangani serbuan PDP baru, aalagi alat bantu terbatas. Sekarang garda terdepan itu ya masyarakat, bukan tenaga medis,” ucap Husnul.
Pemkot Malang sendiri menyiapkan RSUD Kota Malang untuk mendukung penanganan wabah ini. Serta Balai Diklat Pemrov Jawa Timur dan Balai Diklat Kemendagri sebagai tempat karantina. Dua tempat ini pun hanya berkapasita 400 ranjang.
Advertisement
Strategi Bersama
Wakil Direktur RS Saiful Anwar Malang, Syaifullah Asmiragani saat pemaparan rapat koordinasi pembahasan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya pada Selasa, 28 April malam tak memungkiri situasi tersebut.
“Fasilitas layanan dan tenaga kesehatan sangat terbatas. Silakan berhitung kembali kapasitas fasilitas kesehatan di Malang,” kata Syaifullah.
Ketersediaan bangsal perawatan pasien corona baru yang terbatas, membuat manajemen RSSA Malang menyiapkan gedung paviliun untuk menambah ruang isolasi. Selain itu, penerapan PSBB sangat penting mencegah penyebaran Corona Covid-19.
Satgas Penanganan Corona Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif melanjutkan, sejauh ini Dinas Kesehatan Kota Malang menggagas kerjasama dengan 5 perguruan tinggi yang punya Fakultas Kedokteran.
“Melibatkan mereka agar ada relawan tenaga medis di beberapa titik pelayanan,” ujar Husnul.
Saat ini Universitas Brawijaya sudah bersepakat untuk bekerjasama. Tim dari kampus tersebut terlibat membentuk Rukun Warga tangguh. Tugas utama edukasi ke masyarakat tentang penanganan masalah Covid-19.
“Misalnya bagaimana isolasi mandiri di rumah dan diawasi tenaga medis. Sampai hari ini baru satu perguruan tinggi yang siap mendukung,” ujar Husnul.