Bursa Saham di Asia Menguat Dorong Perkembangan Uji Coba Obat Corona

Nikkei 225 melonjak 2,55 persen karena saham pembuat robot Fanuc melonjak sekitar 5 persen

oleh Septian Deny diperbarui 30 Apr 2020, 08:15 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Asia bergerak menguat pada perdagangan Kamis pagi menyusul perkembangan positif dari penanganan virus corona (Covid-19).

Saham-saham di Jepang, yang kembali diperdagangkan setelah libur pada hari Rabu kemarin, memimpin kenaikan regional. Nikkei 225 melonjak 2,55 persen karena saham pembuat robot Fanuc melonjak sekitar 5 persen. Sedangkan Indeks Topix juga naik 1,94 persen.

Di Korea Selatan, Kospi naik 0,7 persen. S&P/ASX 200 di Australia juga naik 0,78 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,28 persen lebih tinggi.

Investor mengamati reaksi pasar terhadap perkembangan penggunaan remdesivir obat antivirus dari Gilead Sciences sebagai pengobatan baru yang potensial untuk pasien Covid-19.

Gilead Sciences mengatakan hasil uji coba obat coronavirus hari Rabu menunjukkan setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis lima hari remdesivir membaik dan lebih dari setengahnya keluar dari rumah sakit dalam waktu dua minggu.

Secara global, pandemi coronavirus telah menginfeksi lebih dari 3,1 juta dan merenggut setidaknya 226.771 nyawa, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins.

 


Ekonomi China

Karyawan membuat baju di Hangzhou Jiefeng Garments Co. Ltd. di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Rabu (12/2/2020). Di bawah arahan dan dukungan otoritas setempat, banyak perusahaan di Zhejiang kembali beroperasi setelah melakukan pencegahan dan pengendalian wabah virus corona. (Xinhua/Xu Yu)

Di sisi data ekonomi, Cina akan merilis Indeks Manajer Pembelian manufaktur untuk April sekitar pukul 9:00 pagi HK/SIN. Rilis data dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang apakah ekonomi China bangkit kembali setelah cetak PDB kuartal pertama yang suram karena negara itu berjuang melawan wabah coronavirus.

Sementara itu, Federal Reserve AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol selama diperlukan dan memberikan bantuan tambahan bagi perekonomian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya