Naik 12 Persen, Uang Beredar di Maret 2020 Capai Rp 6.440,5 Triliun

Pertumbuhan uang beredar disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 11:00 WIB
Tumpukan uang di ruang penyimpanan uang BNI, Jakarta, Senin (2/11/2015). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan dengan nilai di atas Rp2 M pada bulan September mengalami peningkatan . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan terjadi peningkatan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luar (M2) pada bulan Maret 2020. Saat ini posisi M2 tercatat Rp 6.440,5 triliun.

Terjadi pertumbuhan sebesar 12,1 persen (yoy) dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,9 persen (yoy).

"Posisi M2 tercatat Rp6.440,5 triliun pada Maret 2020 atau tumbuh 12,1 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Wijanarko dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis (30/4).

Onny melanjutkan akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya. Baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham.

Pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) meningkat dari bulan sebelumnya. Pada bulan Februari 2020 tercatat pertumbuhan M1 sebesar 8,6 persen (yoy). Lalu terjadi peninkatan di Maret 2020 sebesar 15,4 persen (yoy). Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhah giro rupiah.

"Ini disebabkan oleh pertumbuhan giro rupiah," kata Onny.


Uang Kuasi

Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, pertumbuhan uang kuasi pada Maret 2020 meningkat, dari 7,5 persen (yoy) pada Februari 2020 menjadi 10,8 persen (yoy). Peningkatan ini terjadi pada pertumbuhan surat berharga selain saham, dari 34,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 44,6 persen (yoy) pada Maret 2020.

Peningkatan M2 pada Maret 2020 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah, dan realisasi kredit. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Maret 2020 sebesar 13,9 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2020 sebesar 9,9 persen (yoy).

Pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat meningkat. Dari 11,9 persen (yoy) pada Februari 2020 menjadi 14,5 persen (yoy) pada Maret 2020.

Selain itu, penyaluran kredit pada Maret 2020 meningkat sebesar 7,2 persen (yoy). Lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Februari 2020 sebesar 5,5 persen (yoy).

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya