Liputan6.com, Jakarta Selain aktor, Dian Sastrowardoyo kini menjabat produser film Guru-guru Gokil yang dibintangi Gading Marten dan Kevin Ardilova. Diakui Dian Sastrowardoyo, wabah Corona Covid-19 yang meluas di Tanah Air berdampak ke kehidupan para pekerja seni.
Selain artis, kru merasakan imbasnya. Hal itu diungkapkan Dian Sastrowardoyo saat menjadi narasumber kelas inspirasi daring “Covid-19 dan Digitalisasi: Cara Baru Perempuan Melawan Pandemi bersama XL dan Sisternet” di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Baca Juga
Advertisement
Dian Sastrowardoyo menjelaskan, seiring merebaknya wabah Corona Covid-19 di Indonesia, kegiatan syuting film dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Dampak Terasa Banget
“Teman dan kolega pun keluhannya sama. Karena tidak bisa syuting, kami berada di rumah lalu mencari ide-ide pekerjaan atau kegiatan di luar syuting,” terang bintang film Ada Apa Dengan Cinta? dan Kartini. Berkaca pada pengalaman sejumlah seniman broadway di Amerika Serikat, mereka menggelar pertunjukan seni lewat sebuah platform. Namun itu kerja sosial.
Sebagai produser, dampak wabah Corona Covid-19 terasa banget. “Film terbaru saya sudah jadi kini masuk ke proses grading. Proses grading ini mestinya satu-dua minggu selesai lalu dirilis di jaringan bioskop April 2020,” Dian Sastrowardoyo menjelaskan.
Advertisement
Sejumlah Agenda Terkoreksi
Proses grading tak bisa dilakukan di rumah. Jika nekat grading di tengah wabah, keamanan dan kesehatan kru dipertaruhkan. Mau tak mau, Dian Sastrowardoyo mengoreksi sejumlah agenda. “Karena wabah Corona Covid-19, jadwal yang mestinya April itu press screening, gala premier, dan promosi film di-konvert. Kami harus menyusun strategi baru,” ungkap ibu dua anak ini.
“Kami juga menjajaki kemungkinan lain seperti merilis film lewat platform digital secara terbatas dan seterusnya,” ujar bintang sinetron Dunia Tanpa Koma.
Saling Dukung Kala Wabah
Dian Sastrowardoyo mengingatkan, kru terdampak. Misalnya penata lampu dan wardrobe. Mereka mendapat penghasilan berdasarkan proyek. Kalau syuting berhenti bagaimana mau dapat uang? Asosiasi Produser Film Indonesia atau Aprofi menggalang dana atau urunan untuk membantu finansial para kru.
“Bagaimana pun pekerja film terdampak. Istilahnya kami bokek berjemaah,” aktris kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 menyambung. Dian Sastrowardoyo dan sejumlah pekerja seni lain bahu-membahu melawan wabah. “Saling dukung agar kru yang terdampak tidak merasa sendirian atau ditinggalkan,” tutupnya.
Advertisement
Narasumber Lain
Narasumber lain yang hadir, yakni Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini. Dalam kesempatan itu diperkenalkan aplikasi Sisternet secara daring. Tujuannya agar wanita Indonesia di mana pun mereka berada lebih mudah mengakses program-program Sisternet.
“Sepanjang tahun Sisternet menyelenggarakan banyak sekali kegiatan, terutama yang bersifat edukasi mengenai berbagai kebutuhan perempuan, dari keuangan, membangun bisnis sendiri, peningkatan keahlian, hingga parenting di masa genting seperti saat ini,” ujar Dian Siswarini.