Liputan6.com, Kutai Timur Pandemi Coronavirus Disease 19 atau COVID-19 yang melanda Indonesia telah mengubah kehidupan masyarakat. Aktivitas masyarakat menjadi terbatas karena harus menjalankan physical distancing, tak terhitung lagi kerugian yang dialami baik oleh pengusaha, karyawan maupun pedagang.
Namun, di tengah keterbatasan saat ini tidak menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk terus berkarya demi meraih kehidupan yang lebih baik serta menolong sesamanya yang membutuhkan. Salah satu contoh nyata tersebut yakni kisah Lince Rawi, agen BRILink yang tinggal di daerah terpencil di Desa Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Advertisement
Dengan segala keterbatasan infrastruktur, tak menyurutkan niat Lince untuk membantu masyarakat di sekitarnya, khususnya dalam memenuhi kebutuhan bertransaksi perbankan. Lince yang memiliki usaha dagang sembako menjadi agen BRILink sejak tahun 2019 untuk mendapatkan tambahan penghasilan memenuhi kebutuhan keluarga.
BRILink merupakan perluasan layanan BRI, di mana BRI menjalin kerja sama dengan nasabahnya sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC mini ATM BRI dengan konsep sharing fee. Keberadaan Lince sebagai agen dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di daerah terpencil tersebut, yang mayoritas pekerja perusahaan perkebunan sawit. Dengan tekun dan sabar, Lince melayani transaksi keuangan para pekerja kebun dan orang-orang di sekitarnya.
“Alhamdulilah orang yang dari kebun kalau mau ke bank agak jauh. Jadi kalau mereka mau transfer ke tempat saya saja karena tidak punya fasilitas internet banking / mobile banking. Lokasi saya ini jauh dari bank. Sekarang saya transaksi pakai handphone saja,” ujar Lince di Muara Wahau, pada Selasa (21/04/2020).
Di tengah kesibukannya sebagai istri, ibu dari tiga anak dan berjualan sembako, Lince tidak pernah merasa lelah melayani masyarakat, termasuk menempuh perjalanan ke kantor BRI untuk melakukan penyetoran atau penarikan uang. Bahkan, tingginya transaksi dalam sehari membuat dia harus rela bolak balik ke kantor Bank BRI untuk menambah modal BRILink. Apabila kondisi tidak hujan, Lince menggunakan sepeda motor untuk menjangkau kantor Bank BRI yang berjarak tujuh kilometer dari rumahnya.
"Modal saya terbatas, tapi kadang-kadang sehari tiga kali balik ke Bank BRI. Jadi kalau modal habis saya harus ke bank untuk melakukan penarikan," ujar Lince.
Di saat pandemi ini, sejak pagi hingga malam dia tetap melayani masyarakat yang ingin bertransaksi, mulai dari transfer uang, bayar tagihan PLN hingga setor tunai. Terlebih lagi bila memasuki periode gajian bagi para pekerja kebun yakni sekitar tanggal 25 tiap bulan, transaksi yang dilayani Lince kian ramai.
Keunikan Menjadi Agen BRILink
Banyak keunikan menjadi seorang Agen BRILink, terkadang ia harus menghadapi masyarakat yang memiliki sifat keras kepala dan kurang memahami literasi keuangan. Kondisi ini membuat Lince harus memberikan penjelasan dan edukasi lebih mendalam terkait proses transaksi.
"Kadang-kadang orang yang kurang ngerti, jadi saya harus jelaskan," ujarnya.
Perempuan berusia 35 tahun ini mengaku dalam sebulan dia bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp3 juta-4 juta per bulan. Kendati di satu sisi, kebijakan pembatasan wilayah untuk mencegah penularan COVID-19 telah berdampak pada menurunnya jumlah orang yang melakukan transaksi keuangan melalui dirinya.
“Biasanya orang-orang dari kebun dan perusahaan daripada mereka ke bank atau ke ATM yang lokasinya jauh, mereka ke tempat saya saja. Sekarang karena pandemi banyak jalan ditutup, orang yang di luar atau yang di perusahaan sepertinya dibatasi kalau mau keluar.
” Namun Lince mengaku beruntung telah bergabung menjadi Agen BRILink, terlebih lagi pada masa sulit karena pandemi Corona seperti sekarang ini. Dia merasa terbantu karena memperoleh tambahan penghasilan dari sharing fee transaksi sehingga mampu mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Karena jadi agen BRILink ini saya jadi ada tambahan penghasilan. Saya sangat bersyukur jadi agen BRILink,” pungkasnya.
Meski dihadapkan pada berbagai tantangan dan keterbatasan, Lince memiliki semangat layaknya Kartini yang tak putus asa menyebarkan kebaikan membantu sesamanya dan membangun optimisme untuk hidup yang lebih baik.
Advertisement