Di Persidangan Teror Air Keras, Novel Baswedan: Saya Kira Pak Kapolda Tahu

Saat insiden penyerangan terhadap Novel Baswedan terjadi, Kapolda Metro Jaya dijabat oleh M Iriawan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 30 Apr 2020, 15:03 WIB
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (tengah) saat jeda pemeriksaan kasus penyiraman air keras terhadapnya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (6/1/2020). Polisi memeriksa Novel Baswedan sebagai saksi setelah menetapkan dua tersangka penyerangan.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dihadirkan sebagai saksi korban dalam sidang lanjutan kasus penyerangan menggunakan air keras terhadap dirinya. Sidang digelar secara online pada Kamis (30/4/2020).

Dalam sidang yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Utara itu, Novel Baswedan mengungkap hal-hal aneh yang sempat dirasakannya sebelum kejadian dan sesudah kejadian teror air keras yang menimpanya.

"Saya laporkan seperti ada orang-orang mencurigakan di sekitar rumah saya kisaran dua minggu sebelum kejadian. Foto-fotonya saya dapat dari tetangga yang mengambil foto itu dan saya serahkan ke Pak Kapolda Metro pada saat itu Pak Iriawan," kata Novel Baswedan dalam persidangan, Kamis.

Menurut Novel, Iriawan saat itu memiliki dugaan kuat terhadap siapa sosok yang dicurigai mengintai dan menyerang dirinya. Dia merasa, Iriawan tahu bahwa yang tengah mengincar dirinya memiliki kekuatan yang besar.

"Saya kira Pak Kapolda tahu, ini kekuatannya cukup besar," tutur penyidik senior KPK ini.

Novel melanjutkan, pada saat mendatangi TKP dan mengidentifikasi temuan di lapangan, Iriawan sempat menyebutkan sejumlah nama. Namun kembali, hal itu butuh pembuktian yang kuat.

"Pak Kapolda mengatakan bahwa ia merasa kecolongan dan beliau menyebut beberapa nama dan beliau mengatakan akan melakukan penelusuran," ungkap Novel Baswedan

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Insiden Sebelum Teror Air Keras

Selain teror air keras yang terjadi pada April 2017, Novel juga menceritakan beberapa insiden di tahun 2016 saat ia bekerja menuju KPK menggunakan sepeda motor.

Menurutnya identitas pelaku penyerangan yang sengaja menabraknya telah dikantongi. Namun, perlu bukti hukum yang tak sembarangan.

"Sebenarnya kita di KPK tahu siapa saja pihaknya. Tapi bukan hal bijak bila hal itu disampaikan di ruang publik," jelas Novel menandasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya