Jokowi Sebut Jumlah Masyarakat Miskin Meningkat Akibat Pandemi Corona

Jokowi meminta agar disiapkan model program jaring pengaman sosial untuk membantu warga terdampak corona berjalan dengan efektif. Dia ingin bantuan tersebut dapat tepat sasaran.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 30 Apr 2020, 14:44 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi mengakui pandemi virus corona (Covid-19) membawa dampak negatif bagi masyarakat. Menurut dia, hampir semua sektor usaha terkena dampak ekonomi dari pandemi corona sehingga menyebabkan jumlah masyarakat miskin meningkat.

"Masyarakat terdampak sangat banyak. Hampir semua sektor di tanah air, PHK, kehilangan pendapatan, pekerjaan, jumlah warga miskin meningkat," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) melalui video conference, Kamis (30/4/2020).

Untuk itu, Jokowi meminta agar disiapkan model program jaring pengaman sosial untuk membantu warga terdampak corona berjalan dengan efektif. Dia ingin bantuan tersebut dapat tepat sasaran.

"Sehingga setiap rupiah yang kita keluarkan sampai pada target, sampai pada sasaran," ucapnya.

Dia juga meminta data yang akurat dan transparan terkait masyarakat tidak mampu. Jokowi ingin data itu dapat diakses setiap saat serta diperbaharui.

"Sehingga dapat dikoreksi dengan cepat kalau terjadi kesalahan sehingga kita dapat pastikan penerima adalah orang yang berhak dan benar-benar membutuhkan," tutur Jokowi.


Alokasi Dana Rp 110 Triliun

Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 110 triliun untuk program jaring pengaman sosial. Anggaran itu guna mengatasi dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi virus corona.

Adapun jaring pengaman sosial memiliki sejumlah bantuan antara lain, Program Keluarga Harapan (PKH) 10 juta KPM yang dibayarkan bulanan mulai April. Ada juga kartu sembako, yang penerimanya dinaikkan dari 15,2 juta menjadi 20 juta, dengan manfaat naik dari Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu selama 9 bulan.

Selain itu, dana Kartu Prakerja dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun untuk bisa meng-cover sekitar 5,6 juta pekerja informal, pelaku usaha mikro dan kecil. Penerima manfaat mendapat insentif pasca pelatihan Rp 600 ribu, dengan biaya pelatihan Rp 1 juta.

Selanjutnya, pembebasan biaya listrik 3 bulan untuk 24 juta pelanggan listrik 450VA, dan diskon 50 persen untuk 7 juta pelanggan 900VA bersubsidi. Terdapat juga tambahan insentif perumahan bagi pembangunan perumahan MBR hingga 175 ribu dan dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok Rp 25 triliun.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya