Penjualan Mobil Hybrid Toyota Tembus 15 Juta Unit

Toyota patut berbangga dengan pencapaian penjualan mobil hybridnya yang telah tembus 15 juta unit di seluruh dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 19:25 WIB
Toyota Prius Hybrid yang diberikan kepada enam perguruan tinggi negeri melalui Kemenperin untuk dilakukan riset mobil listrik (Liputan6.com/Yurike)

Liputan6.com, Jakarta - Toyota patut berbangga dengan pencapaian penjualan mobil hybridnya yang telah tembus 15 juta unit di seluruh dunia. Hasil ini sebenarnya tak terlalu mengherankan, lantaran Toyota menjadi inisiator model hybrid produksi massal dengan Prius pada 1997.

Kedepannya, mereka merencanakan untuk terus menyelami dunia elektrifikasi ini. Pemasaran Toyota Hybrid sudah mendunia serta diterima dengan baik, salah satunya di Eropa. Melansir Toyota Blog UK, penjualan telah mencapai 2,8 juta unit di Eropa.

Di Britania Raya sendiri – diklaim sebagai pasar yang kuat untuk hybrid –, sebanyak 66,1 persen volume penjualan merupakan model bertenaga campuran. Sebagai informasi, akumulasi penjualan sampai Maret 2020 menorehkan angka 356.630 unit.

Uniknya, Prius tidak menjadi primadona. Toyota Yaris hybrid justru tengah menikmati posisi puncak, berhasil menyusul dalam segi jumlah penjualan. Dikabarkan posisi ini akan semakin kuat seiring kedatangan All-New Yaris, dilengkapi hybrid electric system generasi keempat. Ia menawarkan kapabilitas berkendara elektris niremisi lebih baik ketimbang model sebelum.

Yaris dan Prius menjadi dua di antara 19 model hibrida di Eropa, atau 44 model di dunia, termasuk Lexus. Masih banyak lagi opsi bila melihat belahan dunia lain. Di AS, terdapat berbagai spesies selain Prius, seperti Camry, Avalon, Rav4, dan Highlander.

Belum lagi bila melihat line-up Lexus, mulai dari ES, LS, UX, NX, RX, dan LC, ditawarkan dalam versi jantung inkonvensional. Tingginya penikmat SUV membuat Rav4 menjadi seri hibrida terlaris.

Itu tadi cerita di luar negeri, bagaimana kondisi di Tanah Air? Istilah hybrid sepertinya mulai beradaptasi di telinga karena sedan sekelas Corolla Altis mendapatkan varian bermesin campur.

Meluncur di bulan September 2019 lalu, ia bermain sendirian di segmen sedan kompak yang memiliki opsi mesin non-konvensional. Memang belum menjamur di sini, namun minimal Toyota mengenalkan teknologi ini secara perlahan.


Model Baru

Di samping segmen sedan kompak, jajaran hybrid sudah lebih banyak ditawarkan di kelas premium. Lexus memboyong cukup banyak varian dengan imbuhan ‘h’, meliputi SUV kompak UX 250h, sedan premium ES 300h, sampai si flagship cantik LS 500h. Semua itu dipasarkan Lexus di sini.

Jumlah permintaan terus menerus meningkat. Pada 2013 mereka berhasil menembus 5 juta unit. Lima tahun kemudian, 2017, sanggup melewati 10 juta. Barulah pada 2020 ini milestone 15 juta diraih.

Eksistensi mesin ini pun memberikan keuntungan bagi Toyota. Usaha dari 1997 bukan tanpa hasil. Seiring penjualan bertambah, total emisi line-up semakin tertekan sehingga tidak perlu takut sanksi emisi, khususnya di Eropa.

Seperti dijelaskan Executive Vice President Toyota Motor Europe, Matt Harrison. “Kami bersyukur atas penjualan hybrid ini membuat Toyota semakin mendekati target EU 95 g/km untuk 2020 dan 2021 di Eropa, dimana memiliki regulasi CO2 paling ketat di dunia. Sebagai tambahan, mobil full-hybrid kami sangat efektif beroperasi tanpa emisi selama menghabiskan mayoritas waktunya di perkotaan” bangga Harrison.

Capaian ini pun belum dirasa cukup. Dikabarkan ada 40 model elektris anyar atau penyegaran, menanti lima tahun mendatang. Termasuk 10 mobil niremisi, entah itu bertenaga baterai, Plug-in Hybrid, atau Hydrogen Fuel Cell.

Sumber: Oto.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya