Ketua Komisi VIII: Masyarakat Butuh Sembako, Bukan Mau Makan Tasnya

Yandri juga heran mengapa harus menggunakan tas berlabel 'bantuan presiden' untuk penyaluran bansos.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Apr 2020, 20:29 WIB
Pekerja mengemas paket bantuan sosial (bansos) di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah pusat menyalurkan paket bansos selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyayangkan penyaluran bantuan sosial (Bansos) terhambat gara-gara pembungkus berlabel 'Bantuan Presiden'. Yandri mengatakan, masyarakat lebih mementingkan sembako dari bansos tersebut bukan pembungkusnya.

"Jadi keterlambatan itu ya kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan bantuan presiden. Kan bukan tasnya yang mau dimakan kan, berasnya, sama bahan-bahan pokoknya," ujar Yandri kepada wartawan, Kamis (30/4/2020).

Yandri mengatakan, bansos disalurkan tidak hanya sekali. Karena itu, tidak perlu terjadi keterlambatan hanya karena produksi pembungkus yang telat. Dia bilang, jika pembungkus itu telat bisa digunakan di kemudian hari.

"Yang penting tepat waktu, sehingga masyarakat tidak berkeliaran dan tidak banyak yang pulang kampung dan tidak banyak masalah dan mengeluh," kata Waketum PAN itu.

Yandri juga heran mengapa harus menggunakan tas berlabel 'bantuan presiden' untuk penyaluran bansos. "Saya juga enggak tahu juga kenapa kemasannya harus ada tulisan bantuan presiden," kata dia.

Selain itu, Yandri mendesak Kemensos memperbaiki data penerima bansosdari tingkat paling bawah. Caranya, dengan menerima masukan dari pejabat terkait.

"Kita minta ke depan mohon itu menjadi perhatian serius. Karena jangan sampai salah sasaran, tapi kita sudah dengar dari Pak Mensos beliau menyerahkan kepada bupati dan wali kota untuk mengatur siapa nama-nama yang berhak mendapatkan bantuan sosial, saya kira itu udah bagus," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terhambat karena Pembungkusan

Sebelumnya diberitakan, penyaluran bantuan berlabel presiden tersebut sempat terhambat. Karena rupanya, tas berlabel ‘bantuan presiden’ diproduksi dari bahan impor.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara paket sembako untuk warga terdampak virus Corona (Covid-19) sempat tersendat. Sembako sudah tersedia, namun tas pembungkus belum tersedia.

Dia mengungkapkan, pembungkus itu belum tersedia karena produsen tas tersebut mengalami kesulitan impor bahan baku. Sehingga, menyebabkan distribusi bansos terkendala meski paket sembako sudah tersedia.

"Awalnya iya (sempat tersendat) karena ternyata pemasok-pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus import," katanya kepada wartawan, Rabu (29/4).

Tas untuk mengemas paket sembako itu berwarna merah putih dan bertuliskan 'Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19'. Di tas itu juga terdapat logo Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Sosial serta cara-cara agar terhindar dari virus corona.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya