Pertamina Catat Penurunan Penjualan BBM Terbesar Sepanjang Sejarah

Penjualan BBM Pertamina secara nasional turun hingga 25 persen akibat dari PSBB di beberapa daerah

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Apr 2020, 20:30 WIB
Pengendara motor mengisi kendaraannya dengan BBM di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) sepanjang sejarah. Hal ini terjadi sebagai dampak dari pandemi virus corona baru (COVID-19).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus penularan COVID-19 membawa dampak pada penurunan penjualan BBM. Hal ini lantaran konsumsinya menurun.

"Wabah Covid-19 ini dengan PSBB demand turun," kata Nicke, saat konfrensi pets virtual, di Jakarta, Kamis (30/4/2020).

Nicke mengungkapkan, penjualan BBM di Jakarta turun hingga 50 persen. Sedangkan secara nasional mencapai 25 persen. Dia menyebut, penurunan tersebut terendah sepanjang sejarah.

"Bisa dibayangkan penurunan demand penjualan terendah sepanjang penjualan Pertamina," ungkap Nicke.

 


SPBU Tetap Beroperasi

Pengendara motor melakukan pengisian baham bakar minyak (BBM) di SPBU, Jakarta, Rabu (5/2/2020). Kesiapan program tersebut didukung oleh komitmen bersama dari 70 Bupati terhadap perizinan pembangunan BBM Satu Harga di wilayah masing-masing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Nicke, meski penjualan BBM Pertamina mengalami penurunan tetapi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina tetap beroperasi.

Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan energi plat merah tersebut memberikan layanan antar yang bekerjasama dengan penyedia jasa transportasi online.

"Jadi kita kita memberikan pelayan kepada masyarakat meski drop sekali penjualan, kita dorong dengan delivery servise kerjasama dengan ojol kerjasama pengiriman," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya