Kompetisi Tertunda, Klub Shopee Liga 1 Tetap Tagih Subsidi pada PT LIB

16 tim klub Liga 1 mendapatkan subsidi Rp 5,2 miliar dan dua lainnya dijatah Rp5,7 miliar oleh PT LIB. Klub kini mulai menagih subdisi itu.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 01 Mei 2020, 08:20 WIB
Direksi baru PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator Shopee Liga 1. (PSSI/ Istimewa).

Jakarta - PT LIB terus bergejolak setelah kompetisi Shopee Liga 1 ditangguhkan. Sejumlah tim gencar meminta subsidi yang besarannya mencapai Rp 5,2 miliar untuk 16 tim dan Rp 5,7 miliar bagi dua klub dicairkan.

Saat tuntutan dari klub makin deras, PT LIB dihajar kabar nepotisme dalam tubuh organisasi. Sang Direktur Utama, Cucu Somantri, diduga melakukan praktik nepotisme dengan mengangkat putranya, Pradana Aditya Wicaksana sebagai General Manager (GM) perusahaan yang berdiri pada 2017 itu.

Bhayangkara FC menjadi satu di antara tim Shopee Liga 1 yang paling doyan menagih subsidi kepada PT LIB. Pasalnya, kondisi finansial tim berjulukan The Guardian itu bisa sekarat jika tidak ada pemasukan.

Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sumardji mengatakan bahwa subsidi dari PT LIB dicairkan dalam beberapa termin. Untuk saat ini, pihaknya menginginkan adanya pemberian untuk tahap kedua.

"Sebenarnya untuk subsidi tahap kedua, kami sudah mengajukan surat kepada PT LIB agar kami, klub-klub Shopee Liga 1 yang sedang kesulitan ini, diberikan suntikan uang dalam bentuk subsidi," ujar Sumardji.


Kondisi Memprihatinkan

Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sumardji, saat memperkenalkan pemain baru, Saddil Ramdani, di Mess Bhayangkara, Jakarta, Sabtu (8/2). Saddil menjadi rekrutan terakhir Bhayangkara FC.(Bola.com/Yoppy Renato)

Sumardji mengakui bahwa penangguhan kompetisi membuat timnya kering pendapatan. Apalagi, pencairan dana dari sponsor juga turut terhambat.

"Kondisinya saat ini benar-benar memprihatinkan. Tidak ada aktivitas, tidak ada pemasukan tapi kami punya kewajiban untuk membayar gaji pemain. Mudah-mudahan ada angin segar dari PT LIB berkaitan dengan subsidi ini," jelas Sumardji.

Untungnya, pengeluaran Bhayangkara FC ikut berkurang drastis setelah mengikuti kebijakan dari PSSI. Setiap tim diperbolehkan untuk membayar gaji para pemainnya maksimal 25 persen untuk periode Maret-Juni 2020.

Disadur dari: Bola.com (penulis M Adiyaksa, editor Wiwig, published 30/4/2020)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya