Liputan6.com, Gaza - Setiap sore hari dari awal bulan suci Ramadan, Walid al-Hattab memasak sup tradisional Palestina yang disebut "al-Jreesha". Ia lalu mengirimkannya secara gratis kepada keluarga miskin di lingkungan al-Shujaeya yang berpenduduk miskin di kota Gaza.
Dikutip dari laman Xinhua, Jumat (1/5/2020), ia menyiapkan sup dengan daging dan tepung gandum serta bawang, bumbu dan air di kompor besar.
Lalu semuanya dipanaskan di atas kompor kayu bakar di depan rumahnya di lingkungan bagian timur kota Gaza.
Baca Juga
Advertisement
Setelah sup siap, lelaki berusia 55 tahun itu kemudian memberikannya kepada keluarga miskin sesaat sebelum berbuka puasa di sore hari. Ketika Ramadan tahun ini datang di tengah pandemi COVID-19, al-Hattab mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
Al-Hattab mengatakan dia telah melakukan ini setiap Ramadan selama beberapa tahun, dengan tujuan untuk membantu keluarga-keluarga yang terpukul keras oleh situasi ekonomi yang memburuk di kantong Palestina yang telah menderita dari blokade Israel selama lebih dari 13 tahun.
"Karena tindakan pencegahan, yang diambil oleh pihak berwenang di Gaza, jumlah keluarga miskin di lingkungan saya meningkat, terutama karena pencari nafkah mereka yang bergantung pada upah harian kehilangan pekerjaan karena Virus Corona," kata al-Hattab kepada Xinhua.
"Banyak orang di sini tidak bisa mendapatkan makanan sehari-hari, jadi saya mencoba yang terbaik untuk menawarkan makanan ini kepada mereka," kata al-Hattab ketika ia sedang mengaduk daging dan gandum di kompor dengan sendok besar.
Sejak pandemi Corona jenis baru melanda Palestina, otoritas Hamas yang memerintah Jalur Gaza telah memberlakukan serangkaian tindakan pencegahan yang ketat. Meliputi penutupan restoran, kafe, hotel, masjid dan ruang pernikahan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.
Namun, langkah-langkah ini sangat mempengaruhi 2 juta populasi di Jalur Gaza karena ekonominya semakin memburuk.
Simak video pilihan berikut:
Ada Bantuan Pendonor Dana
Al-Hattab mengenakan masker dan sarung tangan ketika ia memasak sup al-Jreesha, dan ketika sup segar dan panas siap, anak-anak dan laki-laki di lingkungan berdiri dalam antrean untuk mendapatkan bagian mereka.
"Saya hanya mencoba menghidupkan kembali tradisi lama Palestina memasak di depan umum, dan saya suka melihat semua orang datang untuk makan secara gratis sebagai semacam meningkatkan kerja sama sosial kami," katanya.
Anggota pemerintah yang dikelola Hamas memperingatkannya bahwa ia harus mematuhi tindakan pencegahan atau akan dilarang memasak sup tradisionalnya.
Sup Al-Jreesah lezat karena mengandung gandum yang dihancurkan juga daging kambing atau daging sapi.
Merupakan warisan sejarah di Palestina untuk memasak sup, karena banyak penduduk desa menjadikannya sebagai makanan di pesta pernikahan dan pada acara sosial lainnya.
Al-Hattab menanggung sebagian besar biaya sup dengan menyumbangkan daging kambing atau daging sapi, sementara donor lokal lainnya membantunya menutupi biaya yang tersisa.
Pria itu dan para donor lokal percaya bahwa memberi makan sekitar 30 keluarga miskin selama bulan Ramadan adalah sebuah pahala di bulan suci.
Advertisement