Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut berkomentar soal harga BBM yang belum turun meski harga minyak dunia tengah anjlok. Menurut dia, tak turunnya harga BBM sebagai bentuk sedekah kepada Pertamina untuk dapat terus memproduksi minyak selama masa krisis akibat virus corona (Covid-19).
Dalam sebuah tulisan di blog pribadinya, Dahlan menjelaskan, Pertamina kini harus menanggung biaya operasi yang tak sedikit dalam mengelola kilang miliknya.
Advertisement
Hal tersebut dianggap sebagai langkah yang paling ekonomis ketimbang menutup sumur minyak tersebut. Jika sampai dimatikan, maka itu bisa membuat kilang almarhum selamanya dan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar untuk mencari sumber minyak baru.
Di sisi lain, Pertamina juga harus terus menjual hasil produksinya lantaran ada keterbatasan kapasitas tangki. Kalau minyak itu tidak diperdagangkan dan meluber ke mana-mana, maka itu akan mencemari bumi manusia.
"Kilang itu memerlukan biaya operasi. Sumur minyak itu harus dijaga jangan sampai mati. Semua itu perlu biaya. Kita lah yang bisa jadi donaturnya," tulis Dahlan.
"Alhamdulillah. Di bulan Ramadan ini kita bisa lebih banyak bersedekah. Sedekah terbesar kita ya ke Pertamina itu," ungkap dia.
Dahlan mengatakan, masyarakat justru harus iba kepada Pertamina. Pendapatannya yang biasa besar kini turun hampir 50 persen akibat sepi pelanggan BBM selama masa pandemi corona.
Prediksi Harga BBM
Lebih lanjut, ia memprediksi harga BBM belum akan mengalami perubahan sepanjang bulan Ramadan. Dahlan lantas menceritakan kisah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang harus menaikan harga BBM sangat tinggi di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia yang sampai USD 100 per barel.
"Kiat beliau (Jusuf Kalla) adalah: naikkan BBM sehari sebelum bulan Ramadan. Agar besoknya tidak ada demo besar," ujar dia.
"Maka jangan harap harga BBM akan turun selama masih ada bulan Ramadan. Bahkan, jangan-jangan, selama masih ada Corona," tutup Dahlan.
Advertisement