Liputan6.com, Jakarta - Victoria Beckham membalikkan keputusannnya untuk tidak lagi merumahkan karyawan di label fesyennya selama pandemi corona covid-19. Ia juga akan menahan gajinya sendiri saat pandemi berlanjut.
"Victoria Beckham Ltd telah bekerja keras untuk melindungi karyawannya dan sementara menyesuaikan diri dengan dampak Covid-19 dan lockdown pemerintah, keputusan kami untuk mengurangi jumlah karyawan tampaknya merupakan pilihan yang paling tepat untuk dilakukan dengan banyak bisnis yang lain," kata juru bicara, seperti dilansir dari Hello Magazine, Jumat, 1 Mei 2020.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Victoria Beckham dilaporkan telah merumahkan sejumlah karyawannya akibat pandemi corona covid-19. Lebel fesyen itu sempat mengirimkan surat kepada 30 karyawannya bahwa mereka dirumahkan sesuai skema cuti pemerintah Inggris.
Lewat skema itu, pemerintah akan membayar gaji 80 persen dari besaran gaji karyawan. Victoria sempat dikabarkan akan membayar sisa 20 persen gaji karyawannya selama pandemi.
"Situasi ini dinamis dan dengan dukungan pemegang saham kami, kami sekarang percaya kami dapat menavigasi krisis ini tanpa mengambil skema cuti pemerintah," kata juru bicara.
Juru bicara itu juga mengatakan bahwa permohonannya dibuat demi kepentingan terbaik untuk melindungi karyawan. Hal itu fokus multak pihaknya. "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami dapat mencapainya tanpa menggunakan bantuan pemerintah," imbuhnya.
Label Fesyen
Dilansir dari AOL.co.uk, Jumat, 1 Mei 2020, Victoria Beckham mendirikan label fesyennya pada 2008 dan terkenal karena minimalis modern.
Dengan kantor di London dan New York, toko utama di Mayfair dan toko lain di Hong Kong ini telah memenangkan penghargaan dalam industri fesyen, Best Designer Brand dan Brand of the Year di British Fashion Awards.
Selain itu, merek Victoria Beckham beredar lebih dari 450 toko di 50 negara di seluruh dunia.
Advertisement