Minggu Depan Jabar Berlakukan PSBB di Seluruh Kabupaten dan Kota

Mulai 6 Mei 2020 seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat berlakukan PSBB

oleh Arie Nugraha diperbarui 02 Mei 2020, 11:00 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Humas Jabar)

Liputan6.com, Bandung Provinsi Jawa Barat akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku bagi seluruh kabupaten dan kota mulai pekan depan dari tanggal 6-19 Mei 2020. Sebelimnya, Pemerintah Jawa Barat telah menerima Keputusan Menteri Kesehatan RI, soal pengabulan permohonan Gubernur Ridwan Kamil atas aspirasi bupati dan wali kota untuk PSBB level provinsi.

Pada 1 Mei 2020 kemarin, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menandatangani SK bernomor HK.01.07/Menkes/289/2020 tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Wilayah Provinsi Jawa Barat dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19. Dalam SK Menteri tersebut, hanya disebutkan PSBB berlangsung untuk masa terpanjang inkubasi virus atau 14 hari.

Gubernur Ridwan Kamil mengumumkan bahwa PSBB Provinsi Jawa Barat akan dimulai Rabu 6 Mei 2020. Dihitung masa inkubasi virus terpanjang, maka PSBB Jabar akan berlangsung 6-19 Mei 2020.

“Sekarang sudah ada 10 kabupaten dan kota yang sudah PSBB, 17 kabupaten kota lainnya akan menyusul PSBB,” ujar Gubernur Ridwan Kamil dalam keterangan resminya ditulis, Bandung, Sabtu, 2 Mei 2020.

Dengan keputusan PSBB Jabar, dipastikan PSBB Bodebek dan Bandung Raya akan mengikuti masa terpanjang PSBB Provinsi Jawa Barat. PSBB Bodebek diketahui diperpanjang hingga 12 Mei, sementara PSBB Bandung Raya akan berakhir 5 Mei.

 


PSBB di 10 Kabupaten Kota perlihatkan hasil

Rambu-rambu peringatan selama hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Akses UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Berdasarkan Peraturan Wali Kota Depok Nomor 22 Tahun 2020, Kota Depok menerapkan PSBB pada 15-28 April 2020. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Saat ini sudah ada 10 kabupaten dan kota yang menerapkan PSBB yakni di kawasan Bodebek (Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi serta Kota Depok) dan Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang).

Menurut Kamil, PSBB Jabar berada pada momen yang pas karena saat ini tren penularan sedang menurun sebagai dampak positif PSBB di berbagai kawasan seperti DKI Jakarta, Bodebek, Bandung Raya, serta kawasan lain di Pulau Jawa. Lonjakan kasus akibat kasus positif impor (imported case) karena hilir mudik warga yang mudik dari zona merah saat ini sedang menurun. Ditambah semangat warga khususnya Jabar tren kedisiplinannya sedang bagus.

Kamil mencontohkan, saat pertengahan pekan ini yaitu Rabu, terjadi penambahan kasus positif di Jabar 50 orang dan sehari setelahnya atau Kamis penambahan kasus positif hanya tiga orang.

”Hari Jumat, positif di Jabar adalah nol, ndak ada, zero. Kami berharap dengan PSBB Provinsi yang akan dimulai hari Rabu depan (6/5/20), maka warga Jabar bisa seirama, bisa satu gerakan, satu komando, penguncian wilayah. Sehingga tren yang turun ini bisa kita maintain,” sebut Kamil.

Berdasarkan survei PSBB di Bodebek dan Bandung Raya, pergerakan manusia masih tercatat 50 persen. Sehingga pada PSBB Jabar, bupati dan wali kota sudah satu visi dengan Gubernur untuk menargetkan pergerakan manusia hanya 30 persen.

 


Tiru Kedisiplinan Anak Sekolah

Kamil menyebutkan hingga kini di Jabar tidak ada kasus positif COVID-19 yang menjangkiti anak usia sekolah. Hal ini disebabkan anak-anak sekolah mematuhi kebijakan sekolah agar bersekolah di rumah dan selama itu tidak main ke mana-mana.

“Yang positif COVID-19 hampir tidak diketemukan di anak sekolah. Ini mengindikasikan anak sekolah adalah kelompok masyarakat paling disiplin, nurut ke orang tua dan guru. Kalau mau COVID-19 ini beres, tirulah kedisiplinan anak- anak sekolah,” ucap Kamil.

Itu bertolak belakang dengan mobilitas kalangan millenial produktif yang terbilang masih tinggi, padahal daerahnya sedang merapkan PSBB. Dari total kasus positif COVID-19 di Indonesia, 60 persennya menjangkiti kelompok pria dengan rata- rata usia 50 tahun ke atas karena makin tingggi usia makin rendah imunitas.

“Dan para penular COVID-19 adalah lelaki milenial yang produktif. Jadi kepada para lelaki yang milenial, kalau mau COVID-19 ini beres, dapat bisnis lagi, ayo kita repot sama-sama di PSBB Jabar,” ujar Kamil.

Kamil optimisti pelaksanaan PSBB Jabar akan membuahkan hasil positif. Menurutnya, kunci keberhasilan PSBB Jabar sekarang ada tiga yakni disiplin, tes masif (RDT/PCR), dan penghayatan Ramadan.

“Kami meyakini ada hikmahnya di bulan Ramadan. Karena masyarakat lagi banyak di rumah untuk ibadah, imannya tinggi, rajin ibadah imunitas naik. Insyallah hal -hal positif tadi bisa kita dapatkan. Di bulan Ramadan ini pemudik dilarang sehingga kami tidak mendapati kasus-kasus impor lagi,” sebut Kamil.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya