Liputan6.com, Jakarta Gempa tektonik mengguncang wilayah Kudus dan sekitarnya, Sabtu (2/5/2020) dini hari, pukul 02.32.22 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 3 ini memiliki episenter yang terletak pada koordinat 6,80 Lintang Selatan (LS) dan 110,74 Bujur Timur (BT). Tepatnya di darat pada jarak 11 km arah barat laut Kota Kudus, Jawa Tengah pada kedalaman 10 km.
Advertisement
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diduga kuat dipicu oleh aktivitas Sesar Muria (Muria Fault)," ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu (2/5/2020).
Sesar Muria merupakan sesar aktif yang memiliki magnitudo tertarget 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per tahun. Sesar Muria, menurut Kepala Mitigasi BMKG ini memiliki orientasi yang mengarah pada barat daya-timur laut dengan jalur sesar yang melintasi Gunung Muria.
"Diduga sesar ini menerus ke laut," katanya.
Saat gempa terjadi, guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah, seperti Jepara, Demak dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III Skala MMI (Modified Mercalli Intensity). Guncangan gempa dirasakan seperti ada truk yang lewat. Hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan yang ditimbulkan.
"Wilayah Muria dan sekitarnya secara tektonik cukup kompleks. Karena di wilayah ini terdapat beberapa sesar aktif, seperti Sesar Lasem, Sesar Muria, Sesar Naik Pati (Pati Thrust) dan Sesar Semarang," jelas Daryono.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Catatan Sejarah Gempa
Selain Sesar Lasem dan Sesar Muria, masih ada lagi sesar aktif lain yaitu Sesar Kendeng Segmen Semarang dan Segmen Purwodadi.
Berdasarkan catatan sejarah gempa, zona sumber gempa ini memang aktif. Sesar-sesar tersebut bertanggungjawab terhadap beberapa peristiwa gempa kuat dan merusak pada masa lalu. Di antaranya adalah gempa kuat yang mengguncang Lasem pada tahun 1847.
Gempa Pati berkekuatan magnitudo 6,8 pada tahun 1890 menyebabkan kerusakan luas sejauh dalam radius 500 km.
Sesar Lasem juga pernah memicu terjadinya gempa di Kudus pada tahun 1877 dan gempa Semarang pada tahun 1856,1958, 1959 dan 1966.
Sehingga, dengan terjadinya gempa tadi pagi menjadi bukti bahwa Sesar Muria masih aktif, sekaligus menjadi alarm agar selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif di daratan yang jalurnya melintasi atau dekat permukiman penduduk
Advertisement