Liputan6.com, Jakarta Abdel Achrian kembali dipercaya membawakan acara kompetisi ustaz dan ustazah di Indosiar, Ramadan tahun ini. Jika dalam bulan suci tahun-tahun sebelumnya bertajuk AKSI atau Akademi Sahur Indonesia, maka kali ini berubah menjadi BerAKSI Di Rumah Saja.
Meski kemasan agak berubah, lantaran penerapan physical distancing di tengah pandemi Covid-19, tapi kesegaran khas Abdel Achrian dalam memandu acara masih sama. Apalagi, komika ini berpartner dengan Ramzi dan juga Lesti DA dalam acara yang ditayangkan setiap hari mulai pukul 02.00 WIB.
Kepada sejumlah wartawan yang ikut press conference virtual atau door stop online di Jakarta beberapa waktu lalu, presenter yang pandai menyanyi ini mengungkapkan sejumlah rahasia suksesnya.
Baca Juga
Advertisement
Mengapa Abdel Achrian masih terlihat tangkas memandu acara kompetisi religi bahkan terlihat segar melempar jokes?
"Sederhana saja. Apapun bisa menjadi bahan candaan di panggung meski acara seperti ini. Asal jangan memplesetkan ayat atau hadits," kata Abdel Achrian.
Puji Astaz Juri
Abdel Achrian malahan memuji para ustaz juri komentator. Mereka adalah Ustaz Subki Al Bughury, Ustaz Solmed dan Ustaz Taufiqurrahman atau yang dikenal sebagai ustaz pantun.
"Yang asyik tuh sebenarnya ustaz-ustaznya. Mereka seperti sudah ada chemistry, bisa lempar candaan cerdas, segar suasananya. Tapi saat memberikan komentar untuk peserta tetap berisi," kata pria yang akrab disapa Cing Abdel.
Advertisement
Juri di Studio, Peserta di Rumah Masing-masing
Para ustaz juri komentator bersama Abdel dan host lainnya syuting live di studio Indosiar, Jakarta Barat, setiap hari di waktu dini hari. Sementara para peserta tetap di rumah saja saat beraksi menyampaikan tausiyah.
Kemasan ini dilakukan menyusul protokol pandemi Covid-19. Tidak boleh ada kerumuman, maka tak ada penonton di studio untuk menyemangati peserta, seperti kemasan AKSI di Ramadan-Ramadan sebelumnya.
Standar Penilaian Masih Sama
Tapi, standar penilaian tetap sama. Ustaz Taufiqurrahman, juri komentator lainnya menegaskan, meski di rumah saat beraksi, peserta tetap harus memenuhi kriteria bisa menyampaikan tausiyah dengan pesan kuat.
"Ada penyesuaian tema dengan ayat Quran datau hadits yang diambil. Harus menarik dan kontekstual," papar penceramah berjulukan ustaz pantun.
Sang ustaz juga menggarisbawahi, tidak adanya penonton atau jamaah di hadapan peserta bisa jadi masalah juga. "Itu tantangan buat peserta. Biasanya ada jamaah atau penonton di depan mereka saat sampaikan tausiyah. Atau ada juga yang disaksikan langsung kiai atau gurunya. Tapi sekarang kan mereka di rumah masing-masing."
Advertisement
Ngerti dan Chemistry
Abdel menegaskan sudah merasa sreg dipasangkan dengan Ramzi saat menjadi host. Dia juga tak mempermasalahkan kehadiran Lesti DA, yang terhitung host baru.
"Dengan Ramzi sudah bisa. Adanya Lesti juga nggak masalah. Chemistry kan bisa terjalin seiring waktu. Awalnya, Lesti ragu, tapi lama-lama juga bisa ngerti dan kami kompak," katanya.