Permintaan Uang Tunai Terbanyak Selama Ramadan dan Lebaran Terjadi di Jabodetabek

BI telah berkomitmen menyiapkan kebutuhan uang tunai (outflow) yang diprakirakan sebesar Rp 157,96 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2020, 12:10 WIB
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kebutuhan uang tunai (outflow) tertinggi pada periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini terjadi di daerah Jabodetabek.

"Yang diprakirakan sebesar Rp 38,0 triliun," dikutip dari keterangan tertulis BI, Minggu (3/5/2020).

Selain itu, BI juga telah berkomitmen menyiapkan kebutuhan uang tunai (outflow) yang diprakirakan sebesar Rp 157,96 triliun pada periode Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. Angka ini turun sebesar 17,7 persen dibandingkan periode tahun lalu.

Kebutuhan tersebut telah memerhatikan antisipasi kebutuhan selama bulan Ramadan, libur Idulfitri, serta kebijakan dan stimulus Pemerintah kepada masyarakat selama periode penanganan dampak pandemi COVID-19, termasuk pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dalam mencegah perluasan penyebaran COVID-19, BI senantiasa mengimbau masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran secara nontunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Pembayaran dengan standar QRIS (QR Code Indonesian Standard).


Cegah Corona, BI Karantina Uang untuk Ramadan dan Idul Fitri Sebelum Diedarkan

Beberapa pecahan uang baru yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang dapat ditukarkan di Blok M, Jakarta, Senin (19/12). Sedangkan uang rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia atau BI memastikan uang tunai yang disiapkan sepanjang Ramadan dan Idul Fitri nanti telah layak edar serta higienis untuk menekan penyebaran virus Corona Covid-19.

"Penyediaan uang yang layak edar dan higienis ini untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19," ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim, seperti dilansir Antara, Jumat (1/5/2020).

Dia memastikan, uang tunai yang juga akan disiapkan untuk layanan penukaran itu telah dikarantina selama 14 hari sebelum diedarkan.

"Selain itu, BI juga telah melakukan penyemprotan disinfektan pada area per-kas-an, sarana dan prasarana, serta memerhatikan higienitas SDM dan perangkat pengolahan uang," papar Marlison.

Dia menegaskan, pendistribusian uang tunai selama Ramadan akan dilakukan secara tepat, meski adanya keterbatasan moda transportasi.

"Pendistribusian secara menyeluruh diupayakan agar seluruh kantor perwakilan BI memiliki kecukupan persediaan uang secara nominal dan per pecahan," terang Marlison.


Lakukan Koordinasi

Penukaran uang receh untuk lebaran 2017 yang diadakan di gedung SCTV Tower, Jakarta, Rabu (14/6). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Menurut Marlison, BI akan berkoordinasi dengan perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah untuk menjaga ketersediaan uang di ATM dengan kualitas baik melalui perencanaan pengisian uang yang akurat.

BI, tambah dia, ikut menyediakan layanan penukaran uang di ATM maupun loket di perbankan agar masyarakat mudah untuk memperoleh uang tunai saat Ramadan dan Idul Fitri.

"BI juga memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang memerhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja," jelas Marlison.

Sebelumnya, BI telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 157,96 triliun untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri pada 2020 atau turun 21 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tiga hal yang mendasari turunnya penyiapan uang tunai pada periode ini yaitu jumlah hari libur yang berkurang dari 12 hari menjadi lima hari, pemberian THR yang hanya diberikan kepada ASN serta TNI Polri golongan tiga ke bawah, dan imbauan pemerintah untuk tidak melakukan mudik. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya