Liputan6.com, Jakarta - Pengamat energi Djuni Thamrin menyambut baik penggunaan energi baru terbarukan yang akan dilakukan oleh PLN. Menurutnya, rencana tersebut adalah solusi dalam rangka mengurangi beban listrik konsumen.
Advertisement
"Kita semua menyadari saat ini sedang menghadapi pandemi dan isu resesi, maka energi baru terbarukan adalah salah satu solusi buat kita semua, khususnya bagi PLN" terang Djuni, Satu (15/8/2020).
Dengan menggunakan EBT, Insinyur lulusan IPB ini yakin dapat potensial menekan biaya produksi PLN yang selama ini menjadi tudingan naiknya tarif listrik di konsumen.
Padahal, sambungnya, kenaikan listrik di konsumen berubahnya pola dan gaya hidup konsumen pada masa pandemi.
"Sejak WFH, banyak orang menghabiskan waktu di rumah dan menggunakan listrik lebih banyak. Saya yakin, EBT juga berdampak terhadap menurunnya biaya operasional PLN, sehingga diharapkan dapat memperingan konsumen di masa mendatang," sambung Djuni.
Selain itu, tambah Dosen Ubhara Jaya ini, upaya tersebut dapat mengurangi konsumsi batubara yang tidak ramah lingkungan.
Saran Djuni, mulai sekarang agar segera dipikirkan pengalihan penggunaan bahan bakar fosil dan teknologi konvensional secara bertahap ke EBT.
"Saatnya tidak lagi memakai bahan bakar fosil dan teknologi konvensional," sambungnya.
Bapak Angkat
PLN telah mencoba beberapa inovasi untuk memproduksi EBT di berbagai daerah di Indonesia. Indonesia saat ini mempunyai sumber EBT yang berlimpah, mulai dari tenaga surya, panas bumi, gelombang laut sampai pada penggunaan bahan bakar nabati.
Disarankan Djuni, PLN dapat menjadi Bapak angkat atau pembina beberapa kelompok masyarakat yang telah berhasil memproduksi energi listrik dengan cara terbarukan, seperti energi listrik dengan tenaga arus sungai di Malang Selatan atau masyarakat yang dapat membuat solar sale untuk menerangi kampungnya di wilayah Sumba.
"Disitulah dapat berperan secara partisipatif," pungkas Djuni.
Advertisement