Liputan6.com, Jakarta Penelitian seputar hubungan antara ibu hamil positif COVID-19 dan janin yang dikandung terus dilakukan. Belum ada penelitian kuat yang menunjukkan ada tidaknya penularan dari ibu ke janin seperti disampaikan Kepala BKBBN Hasto Wardoyo.
"Ini hal baru, belum ada penelitian yang kuat yang menunjukkan seperti itu," kata Hasto yang juga dokter kebidanan dan kandungan dalam live Instagram Klikdokter bersama BKKBN.
Advertisement
Dalam beberapa laporan kasus, lanjut Hasto, sudah dilakukan analisis. Misalnya analisis kasus di Cina yang meneliti beberapa ibu yang melahirkan secara caesar. Peneliti mengecek kandungan air ketuban serta cairan di tali pusat ternyata hasilnya negatif atau tidak menularkan COVID-19 ke janin.
"Laporan sementara menunjukkan tidak terhubung antara ibu dan bayi, darah tali pusat ataupun air ketuban tidak membawa virus," jelasnya.
Namun, ada juga laporan bayi berumur 36 jam positif terinfeksi COVID-19 dan sang ibu juga positif dengan kondisi itu. "Jadi, kita harus waspada," tegasnya.
Tetap Physical Distancing
Bila ibu memang positif COVID-19, setelah bayi lahir diusahakan tidak kontak dengan ibu. Hasto juga menyarankan dalam kasus seperti ini tidak melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
"Nanti kalau air susu ibu keluar, bisa diperah untuk diminumkan ke bayinya." lanjut pria yang juga pakar fertilitas ini.
Advertisement