Liputan6.com, Jakarta - Menyiapkan dana darurat jadi salah satu hal penting dalam pos keuangan. Dana darurat ini digunakan untuk membiayai hal-hal bersifat darurat. Apalagi di tengah ketidakpastian akibat pandemi COVID-19.
Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, Mohammad Andoko menuturkan, idealnya menyiapkan dana darurat usai terima gaji ketika kondisi normal. Dana darurat yang disiapkan di luar investasi. Dana darurat dapat ditempatkan di tabungan, deposito dan instrumen investasi yang mudah dijual seperti emas.
Advertisement
Bagi seseorang sudah bekerja dan masih single, menurut Andoko dapat siapkan dana darurat tiga hingga enam kali dari pengeluaran. “Misalkan punya gaji Rp 4 juta, pengeluaran Rp 3,5 juta, jadi ada sisa Rp 500 ribu. Sisa uang ini bisa untuk disisihkan jadi dana darurat.Akumulasi lagi. Jadi tiga kali hingga enam kali pengeluaran, minimal Rp 12 juta,” ujar Andoko saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (3/5/2020).
Sedangkan bagi keluarga, Andoko menuturkan, dana darurat sekitar enam hingga 12 kali dari penghasilan.Bagi seseorang yang baru siapkan dana darurat di tengah pandemi COVID-19, menurut Andoko memang terlambat. Meski demikian, Andoko menuturkan, lebih baik disiapkan dana darurat dari pada tidak sama sekali.
"Dana darurat itu penting untuk sesuatu bersifat darurat, karena sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya (pandemi COVID-19),” kata dia.
Selain dana darurat, menurut Andoko, pentingnya juga memiliki asuransi seperti asuransi kesehatan dan jiwa. Hal ini di tengah merebaknya COVID-19.
Ia menambahkan, dana darurat juga harus dipantau. Hal ini agar sesuai standar yang diinginkan. Ia mencontohkan, 3-4 pengeluaran, dengan penghasilan Rp 4 juta setidaknya siapkan dana darurat Rp 12 juta-Rp 24 juta. "Jika tidak dipantau, jangan terpakai untuk konsumsi yang berlebihan, dan liburan yang tidak direncanakan," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sisihkan Dana Darurat
Dengan kondisi di tengah COVID-19 untuk sisihkan dana darurat, Andoko menambahkan, bisa dengan menyisihkan penghasilan. Terutama bekerja dari rumah ada kemungkinan biaya atau pos keuangan yang surplus sehingga bisa dialihkan untuk dana darurat.
“Bagi yang punya logam mulia bisa dijadikan dana darurat dengan menjualnya dan ditempatkan di tabungan,” kata dia.
Selain itu, menurut Andoko juga bisa menjual aset yang sudah jarang dipakai atau tidak terpakai. Misalkan memiliki motor, tetapi karena jarang digunakan lantaran sudah ada mobil dan kadang naik transportasi umum, jadi bisa menjual motor. Hasil penjualan aset itu bisa dijadikan dana darurat. “Kita ini biasanya hanya tumpuk barang tidak penting. Jadi jual aset yang tidak digunakan lagi,” kata dia.
Kemudian juga bisa dengan mencari tambahan penghasilan untuk dana darurat. Andoko menuturkan, bekerja dari rumah juga bisa jadi momen berkreativitas mencari tambahan penghasilan lain. “Risiko ini bisa jadi bahaya dan kesempatan. Kalau COVID-19 ini jadi kesempatan maka bisa untuk kreatif,” kata dia.
Kondisi saat ini, menurut Andoko memang tidak mengenakkan. Akan tetapi, hal itu jangan membuat seseorang patah semangat. Hal ini tergantung bagaimana kita merespons yang terjadi.
"Satu kejadian tergantung cara meresponsnya. Bisa jadi kesempatan sehingga meresponsnya dengan kreativitas untuk hasilkan income atau respons dengan menimbulkan stres," kata dia.
Advertisement