Liputan6.com, Jakarta Abu Dhabi Stem Cells Center (ADSCC) mengembangkan terapi sel induk atau sel punca sebagai pendamping pengobatan pasien COVID-19. Hasil uji coba terhadap terapi tersebut dianggap menjanjikan, demikian menurut Kedutaan Besar Uni Emirat Arab (UAE) di Jakarta, Sabtu (2/5/2020), melansir Antara.
Paten untuk terapi yang dikembangkan tim dokter dan peneliti dari pusat pelayanan kesehatan khusus terapi sel, obat-obatan inovatif dan riset rentang sel induk tersebut pun telah dikeluarkan oleh Kementerian Ekonomi UAE.
Advertisement
Terapi sel induk tersebut dilakukan dengan cara mengekstraksi sel induk dari darah pasien yang kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien setelah diaktivasi. Paten diberikan untuk cara inovatif dalam mengumpulkan sel-sel induk tersebut.
"Pengobatan telah diuji coba di UAE, pada 73 kasus pasien yang berhasil sembuh. Hasil pemeriksaan (COVID-19) tampak negatif setelah dilakukan pengobatan ke paru-paru dengan inhalasi menggunakan semprotan halus," kata Kedubes UAE dalam keterangannya.
Efek terapeutik terapi tersebut diasumsikan terjadi dengan regenerasi sel-sel paru-paru dan modifikasi respons imun sehingga tubuh pasien memberikan reaksi berlebihan terhadap infeksi virus corona, yang dapat membuat sel sehat menjadi rusak.
Berhasil Lewati Uji Klinis Tahap Pertama
Terapi sel induk atau sel punca ala ADSCC diklaim telah berhasil melalui tahap pertama uji klinis yang menunjukkan kamanan upaya pengobatan tersebut. Percobaan akan terus dilakukan untuk menguji efektivitasnya, yang diharapkan selesai dalam dua pekan, menurut ketertangan Kedubes.
"Tidak ada pasien di bawah terapi ini yang melaporkan efek samping langsung, tidak ada pula interaksi (negatif) yang ditemukan dalam penggunaannya dengan protokol pengobatan konvensional untuk pasien COVID-19," tambah Kedubes UAE.
Kedubes UAE menggarisbawahi, terapi sel induk dilakukan pada pasien bersamaan dengan intervensi medis konvensional sesuai standar khusus COVID-19. Terapi tersbeut merupakan bantuan pendamping protokol pengobatan, bukan pengobatan pengganti.
Advertisement